News Update

Konsentrasi Kepemilikan Berkorelasi Negatif Dengan Nilai Perusahaan

Yogyakarta – Konsentrasi kepemilikan perusahaan pada satu pihak tertentu berkorelasi negatif terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar hak kendali perusahaan (hak voting) pada satu pihak tertentu (pemilik pengendali) akan memperbesar risiko ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Namun, konsentrasi kepemilikan tidak terbukti mempengaruhi risiko perusahaan.

Demikian pernyataan tersebut diungkapkan Friderica Widyasari Dewi dalam ujian terbuka untuk meraih doktor Sekolah Pascasarjana, Ilmu Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu, 26 Januari 2019. Menurutnya, identitas pemilik pengendali memiliki pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan dan risiko.

Frederica Widyasari Dewi dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Disertasi Frederica berjudul Analisis Dampak Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dan Risiko pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menemukan hal baru. Perusahaan yang dikendalikan pemerintah cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dibanding perusahaan yang dikendalikan oleh non pemerintah. Sementara itu, kepemilikan oleh individu justru menurunkan nilai perusahaan.

Baca juga: Friderica: BUMN Cenderung Memiliki Kinerja Yang Lebih Baik

”Secara empiris penelitian ini menunjukan bahwa semakin besar potensi ekspropriasi, yang diukur dengan perbedaan antara hak kendali dan arus kasnya, maka semakin besar pula risiko total perusahaan dan semain rendah nilainya,” ujar Friderica yang merupakan doktor ke 4.438 dari UGM ini.

Seperti diungkapkan Friderica yang sehari-hari menjadi Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan bukti-bukti empiris dari penelitian yang melibatkan perusahaan publik (2011-2015) ini, kebijakan yang dapat disarankan adalah untuk meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan. Tujuannya, diungkapkan Frederica (Kiki), untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pemegang saham mayoritas dan minoritas.

“Khususnya kebijakan keterbukaan informasi mengenai struktur kepemilikan dan kepemilikan ultimatnya serta kebijakan yang melindungi investor minoritasnya” papar Kiki yang pernah menjadi direktur BEI periode 2009-2015.

Hasil penelitian Friderica ini menyediakan bukti relevansinya dikeluarkan POJK Nomor 7,8, 11 Tahun 2017, yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan kepenilikan baik langsung maupun tak langsung. Menurut Friderica, laporan kepemilikan ultimat tersebut tidak hanya untuk OJK, namun juga untuk publik. “Hal ini untuk memudahkan investor menemukan informasi kepemilikan perusahaan,” lanjut Friderica. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

10 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

11 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

14 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

15 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

15 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

17 hours ago