Jakarta – Laporan yang diterbitkan oleh Kaspersky menunjukan bahwa jumlah serangan siber, Distributed Denial of Service (DDoS) pada periode Januari-Maret 2022 naik 4,5 kali lipat. Jumlah serangan yang cukup besar ini kemungkinan merupakan hasil dari aktivitas hacktivist. Adapun peningkatan serangan DDoS di kuartal I 2022 juga dibentuk oleh konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Kaspersky menyebut serangan DDoS dirancang untuk mengganggu sumber daya jaringan yang digunakan oleh bisnis dan organisasi. Serangan ini akan lebih berbahaya lagi jika diaplikasikan ke sektor pemerintahan atau keuangan. Misalnya pada pertengahan Januari, situs web Walikota Kyiv Vitali Klitschko terkena serangan DDoS dan situs web sejumlah kementrian Ukraina dirusak. Hal ini mempengaruhi situs web Kementrian Pertahanan Ukraina, layanan online Oschadbank dan PrivatBank, serta penyedia hosting Mirohost di pertengahan Februari. Selain itu, Layanan Negara Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Ukraina, melaporkan serangkaian serangan berkelanjutan pada akhir Februari dan awal Maret.
“Pada kuartal pertama 2022 kami menyaksikan jumlah serangan DDoS yang tertinggi sepanjang masa. Tren kenaikan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh situasi geopolitik. Hal tidak biasa adalah durasi serangan DDoS yang berlangsung lama, dan ini biasanya dilakukan untuk memperoleh keuntungan secara waktu nyata. Beberapa serangan yang kami amati berlangsung selama berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu, menunjukkan bahwa serangan tersebut mungkin dilakukan oleh aktivis siber yang bermotif ideologis,” jelas, Alexander Gutnikov, Pakar Keamanan di Kaspersky, pada keterangannya, 29 April 2022.
Jika dibandingkan dengan telemetri pada kuartal empat (Q4) 2021, jumlah total serangan DDoS pada kuartal I 2022 meningkat 46%, tumbuh 4,5 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Jumlah serangan “pintar” dan bertarget juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 81% dibandingkan rekor sebelumnya dari kuartal IV 2021. Serangan tersebut tidak hanya dilakukan dalam skala besar tetapi juga inovatif. Contohnya termasuk situs yang meniru permainan puzzle 2048 dan populer untuk membuat gamify serangan DDoS di situs web Rusia, sekaligus panggilan pembentukan pasukan sukarelawan TI untuk memfasilitasi serangan siber.
Kaspersky juga melakukan investigasi lebih lanjut dan mengungkapkan bahwa rata-rata sesi DDoS berlangsung 80 kali lebih lama dibandingkan pada Q1 2021. Serangan terlama terdeteksi pada 29 Maret dengan durasi yang sangat lama yaitu 177 jam.
“Kami juga melihat bahwa banyak organisasi yang belum siap untuk memerangi ancaman semacam itu. Semua faktor ini telah membuat kami lebih sadar akan seberapa luas dan berbahayanya serangan DDoS. Mereka juga mengingatkan kita bahwa organisasi perlu bersiap menghadapi serangan semacam itu,” tutup, Alexander. (*) Irawati
Jakarta – Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menggunakan hak suaranya di… Read More
Jakarta – Kagawa Bank, Ltd. (Kagawa Bank) memberikan penyertaan modal kepada PT Bank JTrust Indonesia… Read More
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 2024 di Bojongkoneng, Bogor,… Read More
Suasana foto bersama saat kick off BTN Housingpreneur dalam acara Roadshow BTN Housingpreneur di Gelanggang… Read More
Jakarta - Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia akan segera merilis White Paper Arah… Read More
Jakarta - PT Intikom Berlian Mustika (Intikom) dan FPT Information System (FPT IS) resmi menjalin… Read More