Konflik Israel-Iran Picu Gejolak Pasar, Saham-saham Ini Perlu Diperhatikan

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 16 Juni 2025, kembali ditutup di zona merah ke posisi 7.117,59 setelah dibuka di level 7.158,90 atau turun 0,68 persen.

Tidak hanya IHSG, pasar saham Amerika Serikat (AS) juga menurun tajam, dengan Dow Jones Industrial Average turun 1,8 persen yang ditutup pada level 42.197,8 dan S&P 500 melemah 1,1 persen ke 5.977,0.

Head of Research and Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menyatakan, gejolak pasar ini dipicu oleh operasi militer besar-besaran Israel terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, yang kemudian dibalas oleh Iran. 

“Konflik ini telah bergeser dari operasi rahasia dan perang proxy selama bertahun-tahun menjadi pertempuran militer langsung dengan intensitas tinggi,” ujar Rully dalam Market Commentary di Jakarta, Senin, 16 Juni 2025.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah 0,68 Persen, Saham SMIL, BRMS, dan TEBE Jadi Top Losers

Rully memperkirakan akan terjadi volatilitas jangka pendek hingga menengah akan tetap tinggi, dengan harga energi dan permintaan aset safe haven yang kemungkinan tetap meningkat. 

“Kondisi ini berpotensi memicu arus keluar dana asing yang signifikan dari pasar saham Indonesia, terutama pada saham-saham yang banyak dimiliki investor asing seperti BMRI dan BBRI,” imbuhnya.

Meski demikian, Mirae Asset tetap mengimbau untuk bersikap hati-hati terhadap saham Indonesia, dengan preferensi pada saham-saham terkait minyak dan emas seperti MEDC, ANTM, dan MDKA.

Baca juga: IHSG Sesi I Berbalik Ditutup Merah ke Level 7.165

Hal itu dikarenakan saat terjadi ketegangan di Timur Tengah, harga minyak melonjak tajam, dengan Brent crude naik 7,3 persen ke USD73,0 per barel dan permintaan terhadap aset safe haven juga meningkat, mendorong harga emas naik 1,4 persen ke USD3.432 per troy ons.

Adapun beberapa faktor kunci yang perlu dipantau antara lain serangan lanjutan Israel ke infrastruktur nuklir atau minyak Iran, potensi balasan Iran yang menargetkan Selat Hormuz, serta kemungkinan dimulainya kembali negosiasi nuklir atau upaya de-eskalasi. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Bank Mandiri Segarkan Komisaris, Pertebal Pengawasan di Tengah Ekspansi

Poin Penting Bank Mandiri merombak jajaran Dewan Komisaris melalui RUPSLB 19 Desember 2025 dengan menunjuk… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Masuk RI Rp0,24 Triliun di Pekan Ketiga Desember 2025

Poin Penting Modal asing masuk Rp0,24 triliun ke Indonesia pada pekan ketiga Desember 2025, terutama… Read More

18 hours ago

Simak Nih! 5 Tips Jaga Keamanan Bertransaksi Digital di Momen Nataru

Poin Penting Pemerintah memproyeksikan lonjakan transaksi digital seiring tingginya aktivitas belanja masyarakat selama libur Natal… Read More

23 hours ago

Danantara Bersama BP BUMN dan BTN Kerahkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumatra

Poin Penting Danantara Indonesia dan BP BUMN mengerahkan 1.066 relawan serta 109 armada truk melalui… Read More

2 days ago

Ini Komitmen Bank INA Dukung Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Bank INA dan Indomaret salurkan 250 paket nutrisi di Depok untuk mencegah stunting. Program CSR… Read More

2 days ago

Intip Gerak Saham Indeks INFOBANK15 Sepekan di Tengah Koreksi IHSG

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,10 persen ke level 8.609,55 pada Jumat (19/12). Indeks INFOBANK15… Read More

2 days ago