Miranda Gultom; Meningkatkan confidence. (Foto: Istimewa).
Jakarta–Pemerintah dinilai perlu untuk melakukan reformasi anggaran. Mengingat, situasi ekonomi masih berada dalam kondisi yang menantang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengubah struktur penerimaan, pengeluaran dan pembiayaan.
“Perekonomian kita sekarang ada dalam situasi tidak mudah. Satu-satunya jalan keluar adalah melakukan reform dalam anggaran. Business as Usual tidak akan menghasilkan apa-apa,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Suahasil Nazara ketika mengisi acara seminar “Restrukturisasi Jangka Menengah dan Jangka Panjang Untuk Mencapai Target Pertumbuhan” di Jakarta.
Suahasil menuturkan, mengubah penerimaan negara dapat dilakukan dari awalnya bersumber dari Sumber Daya Alam menjadi tergantung pada penerimaan pajak dan kegiatan ekonomi. “Mengubah struktur pengeluaran dari pengeluaran yang bersifat non-produktif menjadi pengeluaran produktif seperti infrastruktur dan pekerjaan besar kita ke depan, yakni social protection” ujarnya. Selain itu, pembiayaan yang bersumber dari bilateral dan multilateral juga harus dapat dikombinasikan dengan baik.
Pada kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Miranda Gultom menyebut, ada dua hal yang dialami Indonesia saat ini, yaitu ketidakpastian ekonomi global dan kelemahan struktural. Ketidakpastian ekonomi Global diantaranya, harga komoditas Global yang merosot tajam, pemulihan ekonomi Global yang di bawah harapan, ketidakpastian Fed Fund Rate dan Quantitative Easing Tiongkok dalam menanggapi perlambatan ekonomi. “Tantangan domsetik yang dihadapi yaitu ekspor yang melemah terutama dari Sumber Daya Alam, konsumsi yang melambat, Counter Cylical Policy yang tidak berjalan karena kapasitas penyerapan belanja modal yang belum optimal, dan investasi dimana kurangnya infrastruktur dan kapabilitas industrial dari Indonesia” ujar Miranda.
Kendala eskternal dan internal tersebut kemudian mengakibatkan kurangnya kepercayaan Investor terhadap Indonesia. Lebih lanjut, Miranda menjelaskan bahwa solusi untuk meningkatkan kepercayaan investor adalah peningkatan resiliensi dan confidence. ” Hal itu dapat dilakukan dengan langkah seperti menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, memperdalam pasar keuangan, meningkatkan produksi dan nilai tambah produk barang dan jasa, memperbaiki konektivitas, serta manajemen risiko dan penanganan krisis” imbuhnya. (*) Apriyani Kurniasih
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More