oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham Asia hari Kamis 14 Januari 2016 umumnya ditutup melemah kecuali pasar China akibat berbagai isu mulai dari investor yang menebak-nebak apakah otoritas China akan melakukan intervensi kembali di pasar saham maupun valas, hingga isu terror bom di Indonesia. Indeks Nikkei turun 2,68%, Hang Seng turun 0,59%, Shanghai Composite naik 1,97%, CSI 300 index naik 2,08%, Kospi Korsel turun 0,85% dan Singapore STI turun 1,93%. Pasar saham Jepang turun karena menguatnya Yen berpotensi membuat ekspor Jepang melemah. Pasar Eropa ditutup melemah karena minimnya sentimen positif dan berfluktuasinya pasar saham China dan juga harga minyak. FTSE 100 Inggris turun 0,72%, DAX Jerman turun 1,67%, CAC 40 Perancis turun 1,80% dan IBEX 35 Spanyol turun 1,64%.
Sementara pasar ekuitas US tadi malam ditutup naik karena kenaikan harga minyak mendorong investor kembali membeli saham-saham sektor energi. Selain itu peningkatan indeks juga ditengarai karena faktor teknikal akibat pasar yang telah jatuh membuat investor membeli saham yang undervalued dan memicu technical rebound. DJIA ditutup naik 1,41%, S&P 500 naik 1,67%, dan Nasdaq naik 1,97%. Pagi ini pasar Asia dibuka menguat mengikuti penguatan di pasar US dini hari tadi. Nikkei naik 0,62% dan Kospi Korsel naik 0,17% (09.00 WIB).
Dari Eropa, pertumbuhan ekonomi Jerman berekspansi 1,7% pada tahun 2015 (yoy), naik dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 1,6%. Konsumsi rumah tangga naik 1,9% sementara belanja Pemerintah naik 2,8%. Sementara Bank of England memutuskan benchmark interest rate tetap di level 0,5%. Ekonomi UK melemah di penghujung tahun 2015 dan inflasi masih di level 0,1% jauh di bawah target 2%. Masih dari Eropa, minutes of meeting ECB meeting tanggal 3 Desember 2015 yang dirilis kemarin menunjukkan terdapat beberapa anggota yang menginginkan ECB mengambil langkah penurunan rate yang lebih berani, yaitu dengan menurunkan tingkat bunga acuan sebesar 20 bps. Penurunan sebesar 20 bps perlu dilakukan karena tidak terdapat dampak negative yang signifikan terhadap stabilitas system keuangan. Sebagaimana diketahui pada tanggal 3 Desember 2015 ECB memutuskan untuk menurunkan tingkat bunga acuan sebesar 10 bps menjadi minus 0,30%. ECB juga memperpanjang QE 6 bulan hingga bulan Maret 2017. Pelaku pasar saat itu kecewa dengan ECB yang kurang berani mengambil keputusan penurunan rate yang lebih dalam dan juga peningkatan size QE.
Masih dari Eropa, perdagangan saham yang dilakukan melalui darkpool meningkat 45% sepanjang tahun 2015. Sebagaimana diketahui darkpool adalah private trading venue yang tidak akan men-disclose harga penawaran sebelum terjadi transaksi. Latar belakang perkembangan darkpool adalah kebutuhan investor untuk menjual atau membeli saham dalam jumlah besar yang tidak berpengaruh terhadap harga. Jadi jika perdagangan dilakukan di luar darkpool, maka jika investor ingin membeli dalam jumlah besar, maka harga saham akan segera naik sebelum investor tersebut dapat memperoleh sahamnya. Sebaliknya dengan darkpool transaksi dilakukan secara secretive dalam suatu private trading venue, dan baru di-disclose jika terjadi kesepakatan. Jika lima tahun lalu porsi darkpool hanya sekitar 2,7% dari keseluruhan saham yang diperdagangkan di bursa saham Eropa, sekarang sudah mencapai 7,5%. EU akan memperkenalkan pengaturan darkpool dalam regulasi terbarunya MIFID II, dimana setiap darkpool hanya boleh bertransaksi maksimal 4% dari keseluruhan transaksi dari suatu saham.
Bank Indonesia kemarin memutuskan untuk menurunkan BI rate 25 bps ke level 7,25% dengan tingkat Deposit Facility Rate di level 5,25% dan Lending Facility Rate di level 7,75%. Keputusan ini didasari oleh analisis bahwa kondisi stabilitas makro membuat ruang untuk pelonggaran moneter terbuka lebih lebar, terutama setelah kenaikan Fed fund rate bulan Desember lalu. Penurunan BI rate diharapkan dapat mendukung kebijakan makroprudensial yang lebih longgar yang tercermin dari kebijakan sebelumnya yaitu penurunan GWM Rupiah. Penurunan BI rate lebih jauh dapat dilakukan setelah analisis mendalam terhadap kondisi ekonomi global dan domestik dengan tetap mempertimbangkan stabilitas sistem ekonomi. Sementara dari China, Shanghai Stock Exchange dan Shenzen Stock Exchange telah meningkatkan monitoring atas penjualan saham oleh major stakeholders, setelah aturan baru yang dikeluarkan oleh China Securities Regulatory Commission membatasi penjualan oleh major stakeholders.
Dari US, data initial jobless claim pada minggu pertama Januari 2016 naik 7.000 ke level 284.000. Kenaikan ini membuat rata-rata jobless claim dalam 4 minggu terakhir naik 3.000 ke level 278.750. Namun analis menyebutkan bahwa kenaikan ini lebih disebabkan oleh kenaikan pasca-musim liburan (seasonal), dan tidak berdampak signifikan pada trajectory ketenagakerjaan US yang terus membaik. Masih dari US, data consumer confidence menunjukkan peningkatan pada minggu pertama Januari 2016. Bloomberg Consumer Comfort index di US naik menjadi 44,2 pada minggu pertama 2016, naik dari 44,2 pada minggu sebelumnya.
Harga minyak WTI menguat, karena sebagian pelaku pasar melihat harga minyak sudah oversold, namun terdapat sebagian pengamat yang tetap khawatir karena secara fundamental tidak ada perubahan yang dapat membuat permintaan terhadap minyak naik secara sustainable. Sebagian pengamat menyebutkan ini semacam pasar yang sedikit tenang sebelum badai kembali (calm before another storm). Harga minyak WTI crude Nymex untuk pengiriman Februari naik USD0,72 (2,4%) ke level USD31,20 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Februari naik USD0,72 (2,4%) ke level USD 31,03 per barrel.
Yield UST naik karena kenaikan harga minyak. UST 10 tahun naik 3 bps ke level 2,10%, sementara UST 30 tahun naik 4 bps ke level 2,89%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 tahun telah turun 17 bps, karena flight to quality akibat turunnya pasar saham China dan turunnya harga minyak. Pelemahan di UST jangka menengah panjang tidak diikuti oleh jangka pendek yang membukukan penurunan yield (yield curve steepening) dipicu oleh rendahnya inflasi dan potensi kenaikan Fed Fund rate. St. Louis Fed President James Bullard menyebutkan bahwa ekspektasi inflasi sangat rendah dan mulai mengkhawatirkan. Untuk menuju level 2% kelihatannya membutuhkan waktu yang lebih lama. Sementara di Eropa yield German bund tenor 10 tahun naik 1 bps ke level 0,51%.
Pasar SUN menguat, yield SUN tenor 10 tahun turun 4 bps ke level 8,54%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 20 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG pada penutupan Rabu turun 24 poin ke level 4.513,18. Pasar saham yang dibuka pada level 4.537 sempat jatuh setelah teror di Jakarta dan turun hingga level 4.457 menjelang pukul 12.00, namun kembali naik pada sesi siang dan sore, setelah pasar merespons positif terhadap turunnya BI rate dan juga tindakan cepat aparat untuk mengatasi teror di kawasan Thamrin. Namun demikian, nilai tukar Rupiah ditutup melemah Rp71 ke level Rp13.907 per Dolar AS. Hal ini bisa dipahami salah satunya karena investor asing yang melakukan penjualan di pasar saham. Rupiah sempat melemah mengikuti penurunan IHSG menjelang tengah hari (hingga mencapai Rp13.981 pada pukul 11.19 WIB), dan menguat di sesi siang atau sore mengikuti pasar saham dan pengumuman turunnya BI rate, namun kemudian melemah kembali pada akhir hari, karena aksi jual oleh investor asing. Investor domestik perlu diapresiasi karena semangat dan optimismenya terkait arah perbaikan fundamental ekonomi Indonesia pasca turunnya BI rate. NDF 1M melemah Rp91 ke level Rp14.017. Persepsi risiko naik, CDS spread valas 5Y naik 10 bps ke level 250. (*)
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More