Categories: Nasional

Kondisi Infrastruktur RI Sudah “Urgent”

Masih terkendalanya infrastruktur telah menyebabkan biaya logistik yang tinggi dan membuat harga bahan pokok ikut mahal. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Persoalan infrastruktur selalu menjadi alasan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, masih minimnya infrastruktur nasional telah menghambat perekonomian Indonesia yang saat ini tengah mengalami perlambatan.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI, Sofjan Wanandi, di Jakarta, Kamis, 3 September 2015. “Secara keseluruhan salah satu prioritas utama adalah infrastruktur, ini menimbulkan segala masalah buat kita,” ujarnya.

Dia menilai, hal utama yang harus dilihat adalah terkait dengan biaya logistik yang mahal akibat masih minimnya infrastruktur Indonesia. Menurutnya, permasalahan ini harus segera dibenahi, mengingat biaya logisitik yang mahal telah menyebabkan harga bahan pokok ikut melambung tinggi.

“Paling besar itu logistik dimana ongkos kita kalah bersaing dengan negara luar, infrastruktur kita kalah jauh dibanding Malaysia dan Singapura. Disini pemerintah ini yang harus beratanggung jawab, berapa persen jalan dari infrastruktur yang harus dibenahi,” tukas Sofjan.

Di tengah kondisi infrastruktur yang sangat urgent ini, dia meminta agar para Kementerian terkait dapat segera membenahi infrastruktur, sehingga biaya logistik dapat turun dan berdampak kepada harga bahan pokok yang murah serta meningkatkan konsumsi masyarakat.

“Ini urgent untuk pembangunan, gak ada jalan lain semua pejabat-pejabat negara untuk dapat berubah membenahi pembanguinan kita sekarang, ada uang tapi gak bisa jalan, itu macetnya. Dimana letak kesalahan kita?,” tanya Sofjan.

Menurutnya, sejauh ini Indonesia sudah terlalu senang dan nyaman dengan kondisi perekonomian nasional yang selalu tumbuh baik dalam 10 tahun terakhir, sehingga pembangunan infrastruktur pun dilupakan. Padahal, dengan infrastruktur yang mendukung, perekonomian akan terdorong lebih baik.

“Saya melihat kesalahannya adalah semua dalam 10 tahun terakhir kita terlalu senang dengan pertumbuhan yang baik, harga komoditas yang baik lalu kita lupa dengan pembangunan infrastruktur, kita lebih banyak menyelesaikan masalah sosial dan tiba-tiba dunia hancur, dunia menurun,” tutup Sofjan. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

2 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

3 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

6 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

9 hours ago