Ekonomi dan Bisnis

Komit Nol Emisi Karbon, Begini Langkah Singapore Airlines Group

Jakarta – Grup Singapore Airlines (SIA) mengumumkan komitmennya untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050, guna memperkuat strategi jangka panjangnya dalam bekerja menuju dekarbonisasi dan kelestarian lingkungan di seluruh operasinya.

Maskapai Grup, Singapore Airlines, Scoot dan SIA Cargo, akan melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan ini. Antara lain dengan berinvestasi pada pesawat generasi baru, mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi, mengadopsi teknologi rendah karbon seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan mencari penyeimbangan karbon berkualitas tinggi.

Grup SIA telah menjalankan banyak proyek untuk mendukung tujuan keberlanjutannya bahkan di tengah pandemi Covid-19. Misalnya, Grup menyelesaikan pemasangan panel surya di semua gedung perkantorannya di Singapura. Ini menghasilkan energi terbarukan yang memenuhi hingga 18 persen dari kebutuhan listriknya, atau cukup untuk memberi daya pada sekitar 2.300 apartemen empat kamar di Singapura selama setahun.

Pada tahun 2020, SIA meluncurkan konsep makanan Kelas Ekonomi regional baru yang menawarkan pilihan makanan yang lebih banyak untuk pelanggan. Konsep ini menawarkan peralatan makan yang terdiri dari kemasan kertas berkelanjutan dan sendok garpu dari bambu, mengurangi jumlah plastik sekali pakai di kabin. Kemasan ini 50 persen lebih ringan, yang dapat membantu menurunkan konsumsi bahan bakar. Segala sesuatu mulai dari peralatan makan hingga sisa makanan akan dikirim ke eco-digestor untuk diubah menjadi butiran energi yang diolah dari sampah yang dapat menggantikan bahan bakar fosil dan batu bara.

“Kami tetap fokus pada tujuan keberlanjutan kami bahkan pada saat kami melewati pandemi Covid-19. Kami tahu bahwa ini juga merupakan masalah yang semakin penting bagi pelanggan dan staf kami. Dengan janji hari ini untuk mencapai nol emisi karbon, kami mendukung posisi kepemimpinan Grup SIA dalam topik ini dan memperkuat komitmen kami untuk menemukan cara untuk mengatasi dampak kami terhadap lingkungan,” ujar Mr Goh Choon Phong, Chief Executive Officer, Singapore Airlines seperti dikutip di Jakarta.

Saat ini, cara yang paling efektif dan langsung bagi maskapai penerbangan untuk menurunkan emisi karbon secara material adalah dengan mengoperasikan armada pesawat yang masih muda. Armada Grup SIA memiliki usia rata-rata di bawah enam tahun, menjadikannya salah satu yang termuda di dunia. Selama setahun terakhir, kami telah menghentikan 45 pesawat yang sudah tua. Kami akan secara bertahap menggantinya dengan pesawat generasi baru yang lebih hemat bahan bakar hingga 30 persen, dan secara substansial akan menurunkan emisi kami di tahun-tahun mendatang.

“Namun, kami tidak dapat mencapai tujuan kami sendiri. Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah, industri penerbangan, dan mitra seperti produsen pesawat, penyedia teknologi, dan pemasok bahan bakar, baik di Singapura maupun di seluruh dunia. Kita harus bekerja sama untuk menguji batas maksimal, dan menemukan solusi inovatif yang membantu untuk memenuhi target kita dalam perjalanan ini,” ucapnya.

Armada pesawat SIA Group rata-rata berusia lima tahun 10 bulan, dan perusahaan terus berinvestasi pada teknologi terkini. Catatan pesanan Grup terdiri dari model-model generasi baru seperti Airbus ‘A350-900 dan A320neo Family dan Boeing’s 777-9, 787 Family dan 737- 8 Max. Pesawat ini lebih hemat bahan bakar hingga 30 persen dan telah mengurangi emisi karbon dibandingkan dengan model lama.

Perusahaan juga tanpa henti fokus pada peningkatan efisiensi bahan bakar melalui penyempurnaan prosedur operasional. Misalnya, Grup SIA telah berinvestasi dalam paket pengembangan teknik untuk badan pesawat dan mesin yang membantu mengurangi hambatan dan meningkatkan efisiensi mesin.

Maskapai pada Grup SIA terus berupaya meningkatkan produktivitas bahan bakar melalui inisiatif seperti mengurangi penggunaan bahan bakar melalui manajemen berat pesawat, dan optimalisasi rute penerbangan. Inovasi dalam teknologi dan analitik data juga akan membuka jalan untuk peningkatan yang lebih signifikan, dan Grup akan terus melibatkan lembaga penelitian untuk mengeksplorasi ide-ide tersebut. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

6 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

8 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

8 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

10 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

17 hours ago