Moneter dan Fiskal

Komisi XI DPR RI Paparkan Kesepakatan Asumsi Dasar Makro 2024

Jakarta – Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI telah menyepakati kisaran asumsi dasar ekonomi makro dan target pembangunan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2024.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara menyatakan, pemerintah telah menetapkan pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,1% – 5,7% yoy.

Selain itu, asumsi dasar ekonomi makro lainnya yang disetujui oleh pemerintah yaitu inflasi berkisar di angka 1,5% – 3,5%, Nilai Tukar Rupiah Rp14.700 – Rp15.200, serta tingkat suku bunga SBN 10 Tahun sebesar 6,49% – 6,91%.

Sementara itu, dari target pembangunan yang disetujui oleh pemerintah adalah Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,0% – 5,7%, Tingkat Kemiskinan sebesar 6,5% hingga 7,5%, Gini Rasio (Indeks) berkisar 0,374 hingga 0,377 , serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) disetujui berkisar 73,99 hingga 73,02.

Lebih lanjut, pemerintah juga menetapkan Nilai Tukar Petani (NTP) ditargetkan sekitar 105 – 108. Sedangkan Nilai Tukar Nelayan (NTN) berkisar 107 -110. 

“Kalau sudah setuju kita dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbilalamin, hasil dari panja kita sahkan dan menjadi kesepakatan pemerintah, Gubernur BI, OJK, BPS dengan Komisi XI merupakan keputusan yang akan kita sampaikan,” kata Kahar Muzakir, Ketua Komisi XI DPR RI, dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI, Kamis 8 Juni 2023.

Adapun asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 akan menjadi landasan dalam penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 untuk memperkirakan pendapatan negara, desain kebijakan fiskal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan sektor-sektor produksi sehingga memiliki nilai tambah ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan, angka pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,1% – 5,7% atau yang mana telah di turunkan dari batas bawah 5,3%, sudah sesuai dengan asesmen dari pemerintah, BI, Bappenas, serta Kemenkeu dengan melihat risiko dari global yang diprediksi akan meningkat.

“Memang dari asesment beberapa lembaga global mengambarkan bahwa perekonomian melemah di semester II 2023 dan berlanjut di 2024. Jadi memang baik untuk membuat batas bawahnya agar diturunkan dari 5,3% ke 5,1%,”ujarnya.

Menkeu menambhakan, untuk batas atas dari pertumbuhan ekonomi di angka 5,7% masih akan di evaluasi kembali dari konsistensinya.

“Mungkin pertanyaannya apakah batas atasnya akan 5,7% atau bisa diturunkan. Tentu itu sesuatu yang perlu untuk kita lihat konsitensinya,” katanya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Rupiah Diperkirakan “Keok”, Usai Suku Bunga The Fed Dipangkas 25 Bps

Jakarta – Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) usai pengumuman suku bunga acuan AS… Read More

14 mins ago

Duh, Hampir Separuh BUMD Merugi Gara-gara “Ordal”

Jakarta – Dari 1.057 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada di Indonesia, hampir separuhnya… Read More

1 hour ago

IHSG Dibuka Anjlok 1,15 Persen ke Level 7.025

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok sebanyak 1,15 persen ke level 7.025,98… Read More

2 hours ago

IHSG Diproyeksi Melemah Terbatas, Ini Sederet Pemicunya

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Anjlok Rp15.000, Sekarang Cuma Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 13 September… Read More

2 hours ago

Pemerintah Egois! Rupiah Loyo, PPN 12 Persen, Plus Biaya Opsen Kendaraan dan Kebocoran Anggaran 70 Persen

Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group HIDUP makin berat. Awal 2025 semuanya menjadi… Read More

5 hours ago