News Update

Kolaborasi Perbankan dengan Fintech Tak Dapat Dihindari

Jakarta – Di era teknologi informasi yang semakin canggih ini, kolaborasi dengan perusahaan layanan teknologi semakin menjadi niscaya, tanpa terkecuali kolaborasi antara industri perbankan dengan perusahaan teknologi seperti financial technology (fintech). Seperti yang disampaikan oleh Guru Besar Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih, kolaborasi antara industri perbankan dengan fintech akan saling melengkapi kelemahan dan memperkuat kelebihan masing-masing.

“Kolaborasi antara bank dengan fintech ini terbuka lebar dan luar biasa ya karena bisa memanfaatkan dari positifnya masing-masing dan menutupi kelemahan masing-masing,” ujarnya, pada acara Public Discussion The Chief Economist Forum dengan tema ‘Membangun Ekosistem Keuangan Digital: Memperluas Akses Keuangan untuk Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi’, Selasa, 15 Desember 2020.

Ia menjelaskan, fintech dapat menghemat biaya operasional perbankan karena sistem operasional fintech yang lebih efisien seperti melakukan penyaluran kredit secara mudah dan cepat. Kemudian, pada perbankan terdapat berbagai macam produk keuangan, sementara pada fintech implementasi produk di lapangan lebih gesit dan luwes karena penggunaan teknologi. Ia pun menyatakan bahwa ke depannya semuanya akan terdigitalisasi, termasuk bank 1.0 akan menjadi 4.0 atau neobank.

“Data yang saya miliki dari Monetary Authority of Singapore ini sudah mengizinkan Digital Full Bank (DFB) dan Digital Wholesale Bank (DWB) beroperasi di Singapura. Jadi ini neobank untuk retail maupun untuk corporate ini sudah ada, di Singapura sudah diizinkan. Sudah ada 4 yang diizinkan dan yang apply sudah belasan di Singapura, jadi tampaknya masyarakat Singapura betul-betul progresif dalam hal ini. Sementara kalau di Indonesia, OJK belum izinkan mendirikan neobank ini ya,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Maluku Malut Arief Burhanudin Waliulu menyampaikan, bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan akselerasi proses digitalisasi melalui kerja sama dengan startup pembayaran digital OVO.

“Jadi salah satu contohnya pembiayaan gaji karyawan dari hulu ke hilir yang dulunya kita pakai proses manual, sekarang pakai teknologi informasi. Pelaksanaannya jadi bisa dilakukan dalam hitungan detik saja itu. Kita juga telah bekerja sama dengan platform fintech lain, seperti OVO, agar ke depannya pelayanan digital ini dapat menyentuh aparatur sipil negara (ASN) yang menggunakan aplikasi OVO atau platform-platform lainnya, termasuk mulai Januari 2021 mudah-mudahan seluruh pihak yang memiliki rekening di bank kami dapat melakukan pembayaran melalui teknologi QRIS dari Bank Indonesia,” ucapnya. (*) Steven Widjaja

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

12 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

18 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

19 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

19 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

20 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago