Jakarta – KoinWorks Group, neobank terdepan di Indonesia yang berfokus pada pemberian kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendukung Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 dan kampanye Gerakan Cerdas Keuangan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam hal ini, KoinWorks menyelenggarakan serangkaian program edukatif yang dirancang untuk memperluas akses layanan keuangan yang bertanggung jawab dan produktif bagi UMKM, para investor, serta masyarakat luas.
KoinWorks mengadakan berbagai kegiatan edukatif selama Bulan Inklusi Keuangan 2024, salah satunya adalah kuliah tamu di Binus International mengenai Gender Financing and Equality.
KoinWorks juga mengundang berbagai komunitas pengusaha dan UMKM untuk mengikuti webinar edukatif, yang fokus pada cara meningkatkan peluang persetujuan aplikasi pembiayaan dan menyelenggarakan program mentorship untuk UMKM guna memberikan bimbingan langsung dalam pengembangan bisnis mereka.
Baca juga: Fokus Bidik UKM, KoinWorks Bank Resmikan Kantor Pusat di BSD
CEO dan Co-Founder KoinWorks, Benedicto Haryono, mengatakan bahwa Bulan Inklusi Keuangan 2024 sejalan dengan misi KoinWorks untuk memberdayakan UMKM dan masyarakat melalui akses keuangan yang inklusif dan ingin memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya dan peluang yang ada, serta mencapai tujuan keuangan mereka.
“Dengan fokus pada edukasi dan literasi keuangan yang tepat kepada UMKM dan masyarakat luas, kami dapat mengatasi hambatan keuangan dan menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif,” ucap Benedicto dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 22 Oktober 2024.
Selain itu, KoinWorks juga secara aktif memanfaatkan komunitas dan berbagai platform digital untuk menyebarkan informasi edukasi keuangan secara konsisten, terutama selama Bulan Inklusi Keuangan ini.
Baca juga: Ijazah hingga KK buat Bungkus Gorengan, Eko B. Supriyanto: Pentingnya Literasi Pelindungan Data
KoinWorks juga mendorong UMKM dan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya memiliki instrumen investasi yang legal, menguntungkan, dan sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Sehingga, dengan memilih investasi yang sah dan sesuai dengan tingkat toleransi risiko mereka, UMKM dan masyarakat dapat memaksimalkan keuntungan tapa menghadapi risiko yang tidak perlu atau tertipu oleh investasi ilegal yang merugikan.
Adapun indeks literasi keuangan penduduk Indonesia saat ini sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Hal itu menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, tetapi masih ada ruang untuk literasi dan inklusi semakin meningkat.
Terutama dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk keuangan digital agar mereka dapat memanfaatkan layanan tersebut secara optimal.
Selain itu, maraknya lembaga keuangan dan pinjaman online legal yang membahayakan masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More