KNEKS Siapkan Sejumlah Strategi Untuk Kembangkan Industri Halal

Yogyakarta – Pengembangan ekonomi syariah tidak terlepas dari perkembangan industri produk halal. Oleh karena itu, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) tengah menyiapkan strategi guna mendorong pertumbuhan industri produk halal di Indonesia

Afdhal Aliasar, Direktur Industri Produk Halal KNEKS mengungkapkan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia. Hal ini didukung sumber daya yang dimiliki, termasuk potensi sektor industri di Tanah Air.

Dalam paparannya, Afdhal menjelaskan, bahwa realisasi ekspor non migas di 10 komoditas utama seperti sawit, produk hasil hutan, udang, kakao dan kopi memiliki nilai yang sangat besar.

“Banyak sekali peran halal dalam ekspor indonesia dan jumlahnya tidak sedikit. Dari ekspor non migas 10 komoditas utama mencapai USD155 miliar,” paparnya, 30 September 2021.

Hanya saja, kata dia, Indonesia masih menjadi pasar di industri produk halal. Saat ini impor untuk produk halal Indonesia masih sangat besar. Untuk impor barang konsumsi misalnya, nilai mencapai USD5 miliar dan bahan industri halal lebih dari USD10 miliar.

Untuk mengembangkan produk halal, dalam negeri KNEKS bersama dengan stakeholder telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan potensi industri produk halal dalam negeri. KNEKS telah membuat master plan industri produk halal indonesia. Master plan ini memberikan arah yang jelasbterkait rwncana pengembangan industri produk halal Indonesia sampai 2030.

“Secara spesifik akan memfokuskan pada tiga produk utama yaitu makanan dan minumam, tekstil dan juga farmasi dan kosmetika. Ini dalah potensi yang kita kembangkan secara khusus,” ujar Afdhal.

Strategi lain yang akan dilakukan KNEKS ke depan yaitu dengan memperkuat hubungan dagang dengan negara internasional, menggalang political halal serta pengembangan sumber daya manusia dalam industri produk halal.

Selain itu, menurut Afdhal, sinergi dengan keuangan syariah menjadi kunci pengembangan industri halal.

“Bagaimana cara menyambungkannya? sustainbility menjadi kata kunci. Bagaimana kita bisa melihat suatu sustainbility financial antara keuanagn dengan indistri bisa kita dorong lebih baik sehingga para pengusaha yang memiliki rating sustainbility lebih baik harusnya mendapat karpet merah dalam pembiayaan keuangan syariah,” pungkasnya. (*) Dicky F.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

12 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

12 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago