Ekonomi dan Bisnis

Kisah Kripto Emas Pertama di Indonesia

Jakarta – Di Indonesia, konsep emas secara digital berbasis centralized servers-based diperkenalkan kali pertama pada tahun 2011. Namun kini telah hadir kripto emas, juga berbentuk digital, dengan teknologi blockchain yang bersifat decentralized. 

Emas secara digital adalah representasi elektronik terhadap emas fisik yang asli. Misalnya seperti tabungan emas secara digital lewat Pegadaian yang nilai tabungan dalam satuan rupiah mewakili emas yang asli.

Artinya, si pemilik rekening tabungan tak perlu memegang dan menyimpan emas aslinya di rumah. Mereka cukup mengumpulkan nilai emasnya, lalu kelak bisa menebusnya menjadi emas batangan sesungguhnya.

“Konsep emas secara digital itu sejatinya menggunakan centralized servers-based, di mana beberapa komputer server menyimpan data uang dan nilai emas asli yang diwakilinya, tetapi bersifat sentralistik. Ada entitas sentral yang mengelola dan mengendalikannya,” kata Nicco D Lawrence, Direktur PT Xaurius Asset Digital, saat ditemui di Jakarta, Senin (31/5/2021).

Alternatif emas secara digital lain adalah dengan decentralized servers bertenaga blockchain. Bentuknya berupa token digital atau lazim disebut aset kripto/kripto. Melalui cara ini emas asli tetap direpresentasikan secara elektronik atau digital, tetapi didistribusikan di beberapa server tanpa entitas sentral yang mengendalikannya.

Cara tersebut dianggap lebih efisien dari sisi penyelesaian transaksi (settlement) dan daya jangkau transaksinya. Emas secara digital dengan teknologi blockchain menggunakan teknologi smart contract. Hal itu merupakan salah satu fitur di blockchain untuk merepresentasikan secara transparan objek fisik seperti emas, sehingga bisa ditransaksikan.

Misalnya seperti Xaurius Token (XAU) yang diusung PT Xaurius Asset Digital. Token XAU sebagai bentuk kripto yang stabil, merepresentasikan nilai emas fisik dibalik Token tersebut.

“Dengan kata lain, nilai dan harga 1 unit token XAU setara dengan harga 1 gram emas fisik. Nilainya sendiri memang dapat berubah yang mengacu pada harga emas di Antam. Namun tetap saja votilitas yang dimiliki terbilang rendah karena termasuk stablecoin,” urai Nicco.

Mengingat teknologi blockchain bisa diakses di mana saja dan berskala global, maka token XAU yang bernilai emas itu bisa dikirimkan kapan dan ke mana saja dalam waktu singkat dan murah. “Token XAU sendiri menggunakan dua jenis network blockchain, yakni ERC-20 (Ethereum) dan BEP-20 (Binance Smart Chain). Ketika token XAU disimpan di wallet pengguna, mereka bisa mengirimkan emas itu ke manapun, lintas negara dan lintas benua. Artinya, teknologi blockchain mengatasi secara efektif konsep emas digital tradisional saat ini,” Nicco menambahkan.

Kepercayaan publik pun sangat dijaga betul oleh Xaurius. “Pihak Xaurius sendiri memastikan audit cadangan emas dilakukan setiap 3 bulan secara rutin oleh auditor independen. Hasilnya pun diterbitkan secara terbuka di Xaurius.com,” pungkas Nicco. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

8 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

8 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

10 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

10 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

11 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

12 hours ago