Jakarta – Kisah bisnis Slamet selama 16 tahun lamanya membangun Toko Merah di Perumahan Pondok Surya Mandala, Bekasi, Jawa Barat menjadi potret perjalanan sebuah warung yang bertransformasi digital dalam menghadapi berbagai tantangan dan kendala pandemi covid-19.
Atas dukungan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Warung Merah bertransformasi menjadi Toko Merah setelah bangunannya diperluas dengan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI senilai Rp400 juta. Namun perjuangannya tak berhenti disitu, tiba-tiba pandemi Covid-19 pun menyerang, jumlah pembeli yang datang ke toko pun berkurang, transaksi menurun, pendapatan pun kena imbasnya.
Namun, semangat tinggi Slamet tidak kendur. Dia lengkapi semua fasilitas pendukung Protokol Kesehatan, mulai dari alat pencuci tangan, dan hand sanitizer. Selain itu, Slamet menambah 2 pegawai yang bertugas mengantar barang yang dipesan, karena setelah didera Pandemi, Slamet melayani pemesan melalui aplikasi chating, yaitu WhatApps. Kini, daya layanan Slamet pun meningkat dari radius 2 kilometer menjadi 4 kilometer.
“Akibat pandemi, pelanggan yang datang berkurang. Kami berupaya untuk berinisiatif mempertahankan pelanggan dan usaha. Sekarang kami kirim barangnya. Pelanggan cukup WA atau Telpon, kami kirim barangnya. Jadi (penjualan) kami hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi. Beruntung juga dengan BNI yang sudah memilih saya Agen46,” kata Slamet dalam acara Webinar Media Virtual Tour 2021 di Jakarta, Kamis 11 Febuari 2021.
Omzet Toko Merah juga dapat bertahan berkat berbagai transaksi elektronis sebagai Agen46. Toko Merah difasilitasi mesin EDC oleh BNI, sehingga bisa melayani transfer atau kirim uang. Pelanggan tidak perlu kemana-mana, cukup ke Toko Merah saja. Banyak pelanggan yang mengirim uang lewat BNI di Toko Merah. Selain itu, Slamet juga melayani jual pulsa, membayar tagihan listrik, membayar tagihan telepon, PDAM, hingga token listrik.
“Bukan itu saja, BNI juga mempercayai kami untuk ikut kegiatan sosial, yaitu turut menyalurkan Bantuan Sosial. Pada era Covid-19 ini, BNI bermanfaat besar dan membantu kami dalam menghadapi pandemi ini. Saya coba berhitung, transaksi elektronik bisa mencapai 40% dari omzet keseluruhan. Terimakasih BNI, semoga bisa terus membantu UMKM seperti kami,” ungkapnya.
Slamet bahkan optimis, ke depan dapat mencetak omzet digital yang dilakukan melalui mesin EDC BNI Rp 50 juta dalam sebulan. “Saya optimis karena prospeknya bagus sekali,” katanya.
Slamet adalah 1 dari 170.158 Agen46 yang dikembangkan BNI dan tersebar di seluruh Indonesia hingga akhir tahun 2020 lalu. Agen46 merupakan mitra BNI (perorangan maupun badan hukum yang telah bekerjasama dengan BNI) untuk menyediakan layanan perbankan kepada masyarakat (Layanan Laku Pandai, Layanan LKD dan Layanan e-Payment). Dengan Agen46 ini, BNI berupaya mendekatkan pelayanan perbankan pada masyarakat, sekaligus menambah daya jangkau jasa keuangan yang selama ini sangat terfokus pada kantor – kantor cabang.
Dikesempatan yang sama, Ikhsan Ingratubun selaku Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO) mengatakan, UMKM dipastikan akan bisa bertahan apabila mampu bertrasformasi. Transformasi dimaksudkan adalah: pertama, berbisnis secara digital. Kedua, bertransformasi dalam hal model bisnis yaitu tidak hanya memperdagangkan barang melainkan juga jasa, contohnya Pak Slamet yang tidak hanya menjadi pedagang Toko Klontong tetapi juga menjadi Agen46.
“Apa yang dilakukan BNI sangat tepat karena tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi menambah nilai bagi debiturnya, dalam hal ini melalui program kredit yang dilengkapi oleh Agen46,” ujarnya.
Sementara itu, Zakir Mahmud, PhD, Ketua UKM Center Universitas Indonesia, menegaskan apa yang dilakukan oleh BNI sudah sesuai jalurnya, membantu pembiayaan UMKM melalui berbagai program kredit.
“Sedangkan kami, UKM Center UI yang telah memiliki ribuan UMKM binaan, membuka peluang kerjasama dengan perbankan untuk melakukan pendampingan agar kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha mikro kecil lebih tahan menghadapi berbagai situasi dan kondisi termasuk saat pandemi seperti sekarang ini,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More