Bagi Narindo, menjadi bagian dari Kioson akan membantu mereka dalam mendistribusikan berbagai layanan digital yang disediakan perusahaan. “Hal ini akan membantu kami untuk memberikan skala yang lebih menjanjikan dan pada akhirnya membantu pasokan layanan digital Narindo,” tambah CEO PT Narindo Solusi Komunikasi Bernard Martian.
Selain menguntungkan Kioson dan Narindo, pasokan yang lebih pasti ini juga akan membantu mitra-mitra kios usaha mikro di kota lapis kedua Indonesia dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggannya.
Melalui akuisisi ini, Narindo juga akan mendorong pertumbuhan layanan-layanan digital selain penyediaan e-voucher pulsa.
Dengan menawarkan layanan sebagai platform Online-to-Offline (O2O), Kioson mengambil peran sebagai jembatan antara underserved market dengan layanan digital, sehingga bisa meningkatkan jumlah masyarakat yang belanja online.
Berdasarkan hasil survei indikator TIK 2015 dari Kementerian Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia, dari total pengguna internet sebanyak 93,4 juta orang, baru sekitar 8,7 orang yang aktif sebagai online shopper. Selain itu, jumlah pengguna internet di kota-kota lapis kedua (rural area) baru mencapai 17,3% – menyisakan potongan pasar yang besar dan belum tersentuh pelaku industri. (*)
Page: 1 2
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi di… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2024 tumbuh… Read More
Jakarta – Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) memasuki hari terakhir kampanye. Dua kandidat, Donald Trump… Read More
Jakarta - Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) menyatakan ingin tetap menjadi bank… Read More
Jakarta – Pengangkatan Simon Aloysius Mantiri dan Mochamad Iriawan, yang lebih dikenal sebagai Iwan Bule,… Read More
Jakarta - Ada kabar gembira bagi para pemegang saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).… Read More