Jakarta – Bank BJB mencatatkan kinerja yang tetap terjaga dengan berbagai pencapaian hingga semester pertama 2024. Dari sisi profitabilitas, Bank BJB meraup laba sebesar Rp931 miliar per Juni 2024. Capaian laba ini diiringi dengan efisiensi operasional yang dilakukan bank ini.
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis bank semakin baik, dengan penyaluran kredit yang mampu dijaga dengan baik dan upaya terus menerus untuk memperkuat bisnis melalui penguatan sinergi kelompok usaha bank (KUB).
Hingga akhir Juni 2024, kinerja Bank BJB dari sisi aset, tumbuh 16,6 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp207,3 triliun. Pencapaian ini mengantarkan Bank BJB selangkah lagi menjadi 10 bank terbesar di Indonesia.
Dalam hal dana pihak ketiga (DPK), Bank BJB berhasil menjaga keseimbangan dengan penyaluran kredit. Hingga akhir Juni 2024, DPK Bank BJB tercatat Rp150,2 trilliun, tumbuh 16,4 persen yoy.
“Loan to deposit ratio (LDR) kami tetap optimal di level 86,2 persen,” ujar Yuddy, dikutip Rabu, 31 Juli 2024.
Baca juga: Kredit Tumbuh 22,78 Persen, Laba Bank DKI jadi Rp338,53 Miliar per Juni 2024
Sementara dari sisi kredit dan pembiayaan, tumbuh sebesar 12,2 persen yoy atau menjadi Rp136,1 triliun dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap terkendali pada level 1,5 persen dengan coverage level mencapai 105,8 persen. Adapun rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) berada di level 17,2 persen, menunjukkan ketahanan permodalan yang kuat.
Pertumbuhan kredit yang sehat ini, kata Yuddy, dicapai dengan seleksi yang lebih ketat dengan fokus pada segmen yang memiliki yield lebih tinggi untuk mengimbangi tekanan biaya dana. Penyaluran kredit yang selektif membantu Bank BJB menjaga kualitas asetnya.
Lebih jauh, Bank BJB juga terus mendorong pendapatan berbasis fee (fee based income) yang menjadi salah satu fokus utamanya.
“Kami berupaya menggali potensi fee based income melalui berbagai layanan perbankan digital dan kemitraan strategis,” tambah Yuddy.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi, Bank BJB mengimplementasikan teknologi dalam operasionalnya. Bank ini mengembangkan layanan berbasis teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, serta mengurangi risiko human error. Penerapan teknologi ini juga membantu Bank BJB dalam menjaga biaya operasional tetap terkendali.
Ekosistem digital Bank BJB terus berkembang pesat. Hingga Juni 2024, jumlah pengguna aplikasi DIGI Mobile mencapai 2,03 juta pengguna, meningkat 36,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Preferensi nasabah semakin bergeser ke arah layanan digital, dan kami siap mengakomodasi kebutuhan tersebut dengan fitur-fitur smart mobile banking,” jelas Yuddy.
Selain itu, jumlah merchant yang menggunakan QRIS Bank BJB juga mengalami peningkatan 19,7 persen, mencapai 1,15 juta merchant pada akhir Juni 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa layanan bank bjb semakin diterima oleh masyarakat luas.
Dalam menghadapi tantangan di semester kedua tahun 2024, Bank BJB telah mempersiapkan berbagai strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan, meningkatkan efisiensi, dan menggali potensi pendapatan baru.
“Kami akan terus bekerja keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” tegas Yuddy.
Baca juga: Kinerja Keuangan Stabil, Bank BJB Sabet Penghargaan di Ajang Apresiasi Emiten
Dalam penguatan sinergi KUB, Bank BJB terus melakukan berbagai langkah strategis. Bank ini menjadi BPD pertama di Indonesia yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian proses KUB dan menjadi benchmark bagi proses KUB seluruh BPD khususnya BPD yang akan bergabung bersama Bank BJB sebagai BPD satu-satu nya di Indonesia yang memiliki pengalaman ber-KUB sekaligus memiliki perangkat tata kelolanya di dalam organisasi bank.
Atas laporan keuangan Bank Bengkulu telah terkonsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasian Bank BJB sejak laporan 31 Maret 2024 sehingga tercermin juga dalam laporan 30 Juni 2024. Apabila seluruh proses dengan BPD lainnya yang telah berkomitmen untuk bergabung bersama KUB Bank BJB, yaitu Bank Jambi dengan total aset Rp13,7 trilliun, Bank Sultra dengan total aset Rp12,5 trilliun dan Bank Maluku Malut dengan total aset Rp9,3 trilliun berjalan lancar sebagaimana langkah-langkah yang telah ditempuh Bank BJB bersama Bank Bengkulu, yang diharapkan proses-proses utamanya akan dapat diselesaikan pada 2024 ini, secara size assets konsolidasi Bank BJB akan kembali bertambah menjadi 10 bank terbesar di Indonesia.
Menurut Yuddy, sinergi sesama BPD juga lebih mudah untuk diimplementasikan tanpa menghilangkan ciri khas kedaerahan masing-masing BPD. Pelaksanaan KUB dengan sesama BPD di Indonesia merupakan upaya memperkuat eksistensi BPD dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Selain itu, inisiatif KUB ini juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat posisi BPD secara grup perbankan dalam industri perbankan nasional,” tukas Yuddy.
Kolaborasi, menurut Yuddy, adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi, agar bisa bersaing di industri perbankan.
“Bank BJB yang sarat pengalaman serta menjadi pionir berbagai aksi korporasi BPD, dapat berbagi pengalaman tersebut kepada sesama BPD untuk tumbuh kembang dan besar bersama,” pungkas Yuddy. (*) Ari Nugroho
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More
Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More