Jakarta – PT Asuransi Bintang Tbk (ABSI) mencacatkan kinerja keuangan yang cukup baik hingga September 2022, dimana hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan premi bruto sebesar 7,9% atau menjadi Rp353,09 miliar dari Rp327,22 di tahun lalu.
Selain itu, perusahaan juga berhasil mencatatkan keuntungan yang terlihat dari laba usaha perusahaan yang meningkat 118,4% menjadi Rp1,06 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi sebesar Rp5,75 miliar.
Presiden Direktur ASBI, Hastanto Sri Margi Widodo mengatakan, selain adanya peningkatan pada premi bruto itu, perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan produksi premi bruto pada produk asuransi marine hull, properti, varia, dan asuransi kendaraan.
“Pertumbuhan produksi premi bruto tersebut per September 2022, produk asuransi marine hull Rp180 juta atau naik 0,2%, properti sebesar Rp6 miliar atau 6%, varia Rp11,6 miliar atau 27%, asuransi kendaraan sebesar Rp7 miliar atau sebesar 18%,” ucap Widodo Rabu, 28 Desember 2022.
Meski begitu, perusahaan juga mencatatkan penurunan pada produk asuransi cargo sebesar Rp832 juta atau menurun 5% dan asuransi engineering sebesar Rp8 juta atau menurun sebesar 1%.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa klaim netto mengalami peningkatan sebesar 31,4% terutama didukung oleh jenis asuransi kendaraan bermotor dan marine hull, sehingga klaim netto yang dicatatkan per September 2022 mencapai Rp59,83 miliar.
Untuk hasil investasi sampai dengan bulan September tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp356 juta atau 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini terjadi sehubungan investasi perusahaan terutama pada instrumen obligasi yang menyebabkan perolehan bunga efek utang dan sukuk yang meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Dalam menunjang kegiatan operasionalnya, perusahaan membukukan beban operasional sebesar Rp94 miliar. Jumlah beban operasional ini naik sebesar 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
“Peningkatan beban usaha terutama terjadi pada beban pemasaran akibat kenaikan produksi premi bruto. Beban pegawai mengalami penurunan disebabkan berkurangnya besaran nilai pembayaran pegawai yang pensiun di tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 dan dampak program WFH,” imbuhnya.
Adapun, setelah memperhitungkan beban lain–lain, laba sebelum pajak periode September tahun 2022 naik sebesar Rp7,4 Miliar atau 106% dibanding rugi yang tercatat pada bulan September tahun 2021 sebesar Rp6,94 miliar. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More