Kinerja Membaik, KPEI Tegaskan Tidak Ada Kasus Gagal Bayar Hingga Akhir 2022

Jakarta – PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) secara efektif terus menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengelola risiko. Dan selama lima tahun terakhir, KPEI mengklaim tidak pernah terjadi kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan mengelola risiko kredit.

“Selama lima tahun terakhir tidak pernah terjadi gagal bayar, jadi Alhamdulillah ini kinerja dari kita semua baik OJK dalam melakukan pengawasan, SRO, kemudian juga tentunya para pelaku  yang disiplin menerapkan manajemen risiko,” ucap Direktur Utama KPEI, Iding Pardi, di Jakarta, 29 Desember 2022.

Kemudian, ia menjelaskan bahwa KPEI telah melakukan pengelolaan agunan Anggota Kliring (AK) serta nasabahnya, dengan total nilai agunan per Desember 2022 mencapai Rp32,21 triliun yang terdiri dari agunan online sebesar Rp24,43 triliun dan agunan offline sebesar Rp7,77 triliun.

Sehingga, sampai dengan 20 Desember 2022, total nilai dana jaminan tercatat senilai Rp7 triliun, atau mengalami kenaikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp6,21 triliun.

“Untuk cadangan jaminan, dimana laba KPEI yang dipisahkan untuk juga menjamin transaksi bursa ini sudah Rp181,44 miliar, ini adalah dananya atau modalnya atau uangnya KPEI yang telah disisihkan di luar dana jaminan,” imbuhnya.

Lalu, dari sisi operasional kliring transaksi bursa, tercatat kenaikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), rata-rata nilai penyelesaian, dan volume penyelesaian transaksi bursa harian sampai dengan 20 Desember 2022 masing-masing adalah Rp14,90 triliun, Rp5,34 triliun, dan 8,10 miliar lembar saham.

Untuk rata-rata efisiensi nilai penyelesaian, dan volume penyelesaian transaksi bursa harian, tercatat 57%, dan 64%. Sedangkan nilai transaksi pinjam meminjam efek (PME) sampai dengan 20 Desember 2022 sebesar Rp347,13 miliar dengan volume 939 juta lembar saham.

Tidak hanya itu, KPEI juga telah menyusun rencana strategis untuk tahun 2023, diantaranya adalah program untuk mendukung kegiatan transaksi bursa seperti pengembangan kliring untuk perdagangan karbon, dukungan sistem e-IPO untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), dan dukungan untuk Kontrak Opsi Indeks Saham.

Adapun, KPEI pun akan melakukan pengembangan produk untuk CCP over-the-counter (OTC) Derivatif SBNT, pengembangan Sistem Collateral Management Terintegrasi (untuk transaksi OTC SBNT, transaksi Bilateral, dan Triparty Repo), serta pengembangan portal keanggotaan pasar uang. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

5 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

6 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

9 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

10 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

10 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

12 hours ago