Pasar Modal

Kinerja Melempem, Begini Proyeksi Pergerakan Saham Emiten BUMN Karya hingga Akhir 2023

Jakarta – Pergerakan saham-saham emiten konstruksi BUMN Karya diprediksi masih akan bergerak dalam keadaan sideways atau berada dalam kondisi pasar yang cenderung mendatar hingga akhir 2023.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyatakan, bahwa pergerakan saham BUMN Karya yang sideways tersebut dikarenakan faktor penurunan kinerja perusahaan-perusahaan yang sudah mulai terbatas.

“Kalau untuk pergerakan saham emiten BUMN Karya relatif dalam keadaan sideways ya hingga akhir tahun, faktor downtrend dari kinerja harga saham BUMN Karya itu sudah mulai relatif terbatas,” ucap Nafan kepada Infobanknews di Jakarta, 11 Agustus 2023.

Baca juga: Nasib Saham BUMN Karya di Tengah Utang yang Jumbo

Menurutnya, hal itu didukung oleh emiten-emiten konstruksi BUMN Karya yang menjelang akhir tahun beberapa telah mendapat pendanaan dari pemerintah yang dapat memperbaiki arus kas atau cash flow Perusahaannya.

Meskipun, faktanya memang masih terdapat emiten konstruksi lainnya yang perlu melakukan restrukturisasi utang seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terkait dengan gagal bayar utang obligasi.

“Dan untuk prospeknya sih kalau emiten BUMN Karya lebih kepada longterm ya hingga beberapa tahun ke depan, ngga bisa setahun lebih tapi harus bertahun-tahun, misalnya lima tahun, karena biasanya proyek di IKN saja masih berjalan terus karena sudah diamanatkan dalam undang-undang,” imbuhnya.

Jika nantinya emiten konstruksi seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT PP Tbk (PTPP) mampu meningkatkan kinerja perolehan kontrak tiap tahun ke tahun, pastinya juga akan mengerek pendapatan hingga laba bersih perusahaan.

“Sementara kalau WKST ini masih terkunci masih lockdown, sebelumnya ada dinamika gagal bayar obligasi maupun juga korupsi yang dilakukan WSKT, setidaknya yang paling penting adalah good corporate governance (GCG) yang berkisanambungan agar bisa mendapatkan kepercayaan dari pelaku investor,” ujar Nafan.

Sementara Pengamat Pasar Modal, Teguh Hidayat menuturkan, bahwa dengan dibekukannya saham WSKT, memicu saham-saham BUMN Karya lainnya melemah dan memicu investor untuk wait and see.

“Jadi memang dampaknya terhadap saham itu ya sudah kelihatan dari sahamnya yang di suspend itu (WSKT) dan saham lain yang tidak PKPU ya kaya WIKA, PTPP, Adhi Karya juga ikut turun kan, meskipun sebenernya mereka ngga ada masalah,” ucap Teguh kepada Infobanknews.

Baca juga: Imbas Waskita Karya (WSKT) Gagal Bayar Utang, Bank Himbara Bakal Batasi Kredit ke BUMN Karya?

Teguh juga melihat bahwa prospek harga saham-saham BUMN Karya tersebut belum akan menunjukkan penguatan, sebelum proses PKPU diselesaikan oleh pihak WSKT.

“Meskipun harganya sudah murah tapi kalau perusahaannya bermasalah ya kita belum berani lah untuk masuk kesana, iya kita tunggu dulu lah. Kalau ke depan perkembangannya jadi positif ya mungkin kita juga ikut masuk gitu, cuma untuk saat ini belum,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

2 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

2 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

4 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

4 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

6 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

6 hours ago