Jakarta – Bank Index mencatatkan kinerja membanggakan. Indikator keuangannya tumbuh signifikan sepanjang tahun 2023. Bank ini juga berhasil mempertahankan predikat “sangat bagus” selama dua puluh tahun berturut-turut dalam rating bank versi majalah Infobank.
Bank Index meraih kinerja gemilang sepanjang tahun 2023. Seluruh indikator keuangan bank yang dipimpin Gimin Sumalim sebagai presiden direktur ini tumbuh positif. Dalam rating bank juga meraih predikat “sangat bagus” atas kinerjanya yang patut diacungi jempol. Predikat ini pun sukses dipertahankan Bank Index selama dua puluh tahun berturutturut.
Per akhir 2023 aset total Bank Index tumbuh 12,00 persen menjadi Rp11,74 triliun. Bank Index juga mampu menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Penyaluran kreditnya tercatat mengalami peningkatan 14,50 persen menjadi Rp8,95 triliun di 2023 dari Rp7,82 triliun di 2022.
Bank yang berdiri pada 1992 ini berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp8,09 triliun atau naik 15,11 persen secara tahunan. Pada 2023, Bank Index meraup laba Rp157,27 miliar, naik 32,99 persen secara tahunan.
Perolehan laba Bank Index ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp595,1 miliar atau naik 12,86 persen dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp527,3 miliar.
Kinerja positif ini pun berlanjut di tahun 2024. Aset Bank Index mencapai Rp11,84 triliun atau tumbuh 13,95 persen pada kuartal I 2024. Di periode yang sama, Bank Index berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp8,99 triliun atau tumbuh 15,82 persen secara tahunan.
Sementara, Bank Index memperoleh laba bersih Rp40,2 miliar atau meningkat 31,19 persen dibanding tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp30,7 miliar. Sementara, perolehan pendapatan bunga bersih pada kuartal I 2024 sebesar Rp149,5 miliar atau naik 6,57 persen.
Gimin mengungkapkan, selama setahun terakhir Bank Index terus berkomitmen untuk fokus dalam mendukung pertumbuhan bisnis komersial. Dukungan ini dilakukan melalui pengembangan digitalisasi, inovasi, kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan layanan dalam rangka mendorong akselarasi pertumbuhan usaha.
“Kemudian, melalui peranan human capital (SDM) yang kompeten, struktur permodalan yang kuat serta penerapan manajemen risiko dan prinsip tata kelola yang baik, sehingga menjadikan Bank Index konsisten mempertahankan kinerja positif di tahun 2023 dan terus berlanjut hingga kuartal I 2024,” ujar Gimin, bulan lalu.
Sementara itu, sejak berdiri pada 32 tahun silam, fokus usaha Bank Index adalah di sektor komersial. Dalam men jalankan strategi pengembangan jaringan kantor, Bank Index mengutamakan perluasan pangsa pasar pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM), serta membangun kerja sama di bidang pembiayaan dengan lembaga keuangan lain, misalnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Multifinance.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bank Index memiliki visi menjadi bank komersial dan small, medium, enterprise (SME) pilihan yang mengutakan layanan dan teknologi.
Sementara, misi Bank Index, di antaranya mengembangkan produk dan layanan yang berkualitas dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan nasabah; mengembangkan SDM profesional yang mempunyai semangat kreatifitas; mengembangkan teknologi untuk mendukung proses yang efektif dan efisien; menerapkan pengelolaan keuangan dan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip kehatihatian; serta, mencapai manfaat optimal bagi stakeholder.
Sementara itu, tahun ini, Bank Index akan tetap fokus dalam mendukung pertumbuhan bisnis komersial melalui penyempurnaan proses operasional, perkembangan teknologi yang berkelanjutan dengan tetap menjaga prinsip kehatihatian dalam menjalankan fungsi sebagai mitra yang terpercaya bagi nasabah dalam upaya mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur yang dapat menunjang pemanfaatan teknologi juga akan dilakukan dalam perbaikan proses maupun diversifikasi produk.
Gimin mengatakan, kiat Bank Index untuk mencapai target 2024 adalah komitmen seluruh jajaran manajemen dan karyawan bank dalam memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah. Caranya dengan memanfaatkan dukungan teknologi, peranan sumber daya manusia yang kompeten, struktur permodalan yang kuat serta penerapan manajemen risiko dan prinsip tata kelola yang baik.
Sedangkan, Bank Index optimis kinerja keuangan tahun 2024 ini dapat membiru.
“Kami masih optimis bahwa kinerja keuangan Bank Index tahun 2024 dapat tumbuh positif sebagaimana tahun sebelumnya, dengan target pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga antara 10 persen sampai dengan 15 persen,” katanya.
Selain itu, Gimin menambahkan Bank Index pun telah memiliki roadmap terkait pengembangan kanal digital di tahun 2024. Diantaranya, pembukaan rekening secara mandiri oleh nasabah melalui fitur online onboarding, pembukaan rekening tabungan dan deposito secara mandiri oleh nasabah melalui aplikasi mobile banking milik Bank Index, yaitu IndexQu.
“Kami secara bertahap juga mempersiapkan diri agar ke depannya nasabah dapat melakukan transaksi pembayaran pajak melalui IndexQu, diantaranya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) & MPN G3, top up ewallet seperti BNI Tapcash, Emoney dan sebagainya dan penambahan fitur transfer BI Fast melalui channel internet banking dan internet banking bisnis,” tambahnya.
Selanjutnya, Bank Index juga akan melengkapi fitur QRIS yang sudah ada saat ini mengikuti dengan perkembangan dari regulator, seperti QRIS Tarik tunai, Transfer dan Setor Tunai (TUNTAS), QRIS Customer Presented Mode (CPM), QRIS Crossborder dan sebagainya.
“Dari sisi lending, Bank Index akan mengembangkan beberapa produk dan proses berlandaskan teknologi digital. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan competitive edge Bank Index dari sisi lending,” tutupnya.
Baca juga: Goncangan Global Masih Tinggi, OJK Minta Perbankan Perhatikan Risiko Pengetatan Likuiditas
Gimin Sumalim telah malang melintang di industri perbankan tanah air selama lebih dari tiga dekade lamanya. Pria kelahiran Sumatera Utara, 14 Desember 1970 ini memulai kariernya sebagai bankir di PT Bank Bali pada 1992.
Kemudian, di bulan Juni 1996, Gimin, panggilan akrabnya, bergabung dengan PT Bank Ekonomi Raharja (sekarang PT Bank PT. Bank HSBC Indonesia) dan menempati berbagai posisi strategis, seperti Relationship Manager, Branch Manager, Area Manager, Head of Product Management, Regional Business Development Head, Head of Consumer Banking, dan Direktur Retail Banking/Network & Distribution.
Gimin bergabung di Bank Index pada Juli 2017, dan ia dipercaya menjadi Presiden Direktur Bank Index pada Agustus 2017. Kini sudah berjalan tujuh tahun, peraih gelar Sarjana Teknologi Mineral/Petroleum Engineering dari Universitas Trisakti dan gelar Magister Management dari Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) ini, menjabat sebagai orang nomor satu di Bank Index.
Dalam bekerja, ada satu prinsip hidup yang selalu dipegangnya. Dan, prinsip ini pun yang telah sukses mengantarkan Gimin berada di posisi top level.
“Bekerja itu harus memegang prinsip integritas. Terutama, kalau bekerja di bank. Menjalankan bisnis bank juga harus prudent. Karena, fungsi bank itu mengelola uang, mengelola dana shareholder yang sudah dipercayakan ke kita (bank). Jadi bagi saya, building trust itu paling utama,” ujar Gimin, bulan lalu.
Di sisi lain, Gimin merupakan sosok yang ramah dan murah senyum. Ia juga dikenal sebagai leader yang tenang, bahkan tidak suka marah. Rupanya, Gimin punya hobi yang tidak biasa. Dibalik kesan kalemnya itu, ia selalu rutin melakukan meditasi. Katanya, meditasi dapat membuat ia lebih fokus saat bekerja. Selain itu, di selasela aktivitasnya yang padat dalam menjalankan roda kepemim pinan, Gimin juga hobi berkebun.
Atap rumahnya pun telah disulap khusus menjadi pekarangan yang berisi tanaman sayur dan buah hasil karya berkebun yang dilakukan Gimin sendiri. Tak jarang, hasil panennya itu ia bagikan kepada tetangga di sekitar rumahnya.
“Hobi saya ini membuat saya lebih rileks (santai). Ada kepuasan tersendiri di saat saya bisa melihat tanaman yang saya tanam panen. Apalagi, ketika saya bisa membagi hasil panennya untuk orang lain,” pungkasnya. ADV/AUS
Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More
Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More
Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More
Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More