Keuangan

Kinerja Bullion Bank Terus Tumbuh Positif, Pegadaian Ungkap Prospek Jangka Panjang

Jakarta – PT Pegadaian mencatatkan pertumbuhan positif di bisnis bank emas atau bullion bank sejak resmi diluncurkan pada Februari 2025. 

Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan, mengatakan bahwa Pegadaian telah mencatatkan total emas kelolaan bullion bank sebesar 22,25 ton, dengan jumlah nasabah mencapai 3,9 juta.

Damar merinci kinerja tersebut terdiri dari, produk tabungan emas yang mendominasi transaksi sekitar 13,8 ton, diikuti trading bullion sebanyak 3,85 ton, titipan emas sebanyak 3 ton, dan deposito emas sebanyak 1,35 ton. Selain itu Pegadaian juga mencatatkan pinjaman modal kerja emas senilai Rp451 miliar.

Dengan pencapaian tersebut, Damar menyampaikan Pegadaian sedang mempersiapkan tahap atau state kedua dalam pengembangan bisnis bullion bank.

“Insyaallah nanti kita lagi mempersiapkan untuk state kedua, state kedua nanti bisa turunan dari bisnis. Nanti ada tiga state, ini kan masih fisik dulu (state pertama), nanti muncul semacam derivatif dari bullion bank ini,” kata Damar saat ditemui di Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Baca juga: Transaksi Emas Digital Pegadaian Dijamin Aman, Ini Alasannya

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa state kedua nantinya akan muncul produk-produk lain yang bisa di-monetize dari bank emas ini. Di mana, state pertama dari bullion bank antara lain deposito, pembiayaan modal kerja, trading, bullion secara fisik, dan titipan.

Peluang Spin-Off di Masa Depan

Adapun, Damar melihat adanya peluang bagi bisnis bullion bank untuk melakukan pelepasan atau spin-off untuk menjadi perusahaan sendiri juga bisnis bank emas terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dan berkontribusi terhadap kinerja.

“Bisa kemungkinan (spin off) kalau besar banget nanti. Tapi saat ini masih di bawah unit usaha dari Pegadaian. Tapi nanti kalau besar, inshaallah kalau sampai 15 persen, 20 persen bisa di-spin-off,” imbuhnya.

Baca juga: Pegadaian Beberkan Kunci Bangun Kepercayaan Nasabah ke Bisnis Emas

Meski demikian, kemungkinan spin-off tersebut bersifat jangka panjang yang kemungkinan belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat, sembari menunggu kinerja bullion bank yang semakin signifikan.

“Bicara spin-off tadi masih jangka panjang sih, dalam waktu dekat belum,” ujar Damar. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

4 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

4 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

5 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

6 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

7 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

7 hours ago