Jakarta – Bank SMBC Indonesia (sebelumnya Bank BTPN) mencatatkan kinerja kredit yang solid dengan pertumbuhan 16,08 persen secara tahunan (yoy) pada September 2024, secara konsolidasi. Pencapaian ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,85 persen pada periode yang sama (laporan BI).
Laporan keuangan konsolidasi Bank SMBC Indonesia periode Januari-September 2024 telah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO dari SMBC Indonesia pascaakuisisi Maret 2024.
“SMBC Indonesia terus bertumbuh dengan mencetak performa yang baik, didukung fundamental keuangan yang kuat, untuk menghadirkan lebih banyak pertumbuhan berarti,” kata Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia, dalam keterangan resminya, dikutip Kamis, 31 Oktober 2024.
Baca juga: Kinerja Bank Maspion Impresif di September 2024, Laba dan Kredit Tumbuh Double Digit
Seiring dengan peningkatan kredit, total aset Bank SMBC Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 16,72 persen menjadi Rp228,58 triliun, naik dari Rp195,84 triliun pada tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) turut meningkat sebesar 4,43 persen menjadi Rp113,39 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan tabungan yang naik signifikan hingga 28,06 persen, sedangkan komponen giro dan deposito tumbuh lebih moderat.
Lebih jauh, di sisi dana, struktur dana bank ini terlihat semakin baik dimana dana murah (CASA) meningkat 8,07 persen sehingga membuat rasio CASA naik dari 32,42 persen menjadi 33,55 persen.
Dari segi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah (NPL gross) bank berada di posisi 1,45 persen, sedikit naik dari tahun lalu yang sebesar 1,33 persen. Hal ini, salah satunya dipengaruhi oleh non performing financing (NPF) dari Grup OTO.
Meski mengalami kenaikan, tapi NPL Bank SMBC Indonesia masih jauh di bawah batas aman yang ditetapkan oleh regulator, yaitu 5 persen. Hal ini menunjukkan upaya Bank SMBC Indonesia dalam menjaga kualitas aset yang baik di tengah peningkatan kredit.
Adapun di sisi profitabilitas, laba bersih Bank SMBC Indonesia di September 2024 mengalami kontraksi sebesar 4,19 persen menjadi Rp2,29 triliun dari Rp2,39 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba ini dipengaruhi oleh tingginya beban operasional yang naik 32,54 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih yang tercatat tumbuh 22,19 persen.
Baca juga: Tumbuh 5,1 Persen, CIMB Niaga Cetak Laba Rp6,6 Triliun di Kuartal III 2024
Di lain sisi, Bank SMBC Indonesia tetap mempertahankan struktur permodalan yang kuat, tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang meningkat menjadi 28,61 persen, lebih tinggi dari 27,27 persen pada tahun lalu. Kinerja ini memberikan ruang yang cukup bagi bank untuk mengembangkan usaha dan menyalurkan kredit lebih luas lagi tanpa mengorbankan stabilitas permodalannya.
Kemudian, meskipun terdapat tekanan pada laba, Bank SMBC Indonesia masih mencatatkan rasio profitabilitas yang positif, dengan return on assets (ROA) sebesar 1,47 persen dan return on equity (ROE) sebesar 7,41 persen.
Selain itu, rasio efisiensi operasional (BOPO) tercatat meningkat menjadi 83 persen dari 80,55 persen, sejalan dengan strategi ekspansi yang mengharuskan adanya penyesuaian pada biaya operasional. (*) Ari Nugroho
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More