Jakarta – Pemulihan ekonomi pasca Covid 19, dan booming harga komoditas akan mendorong performa perbankan Tanah Air. Secara keseluruhan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta, mengatakan sektor perbankan akan mengalami kinerja gemilang.
Sebab berbagai indikator perbaikan ekonomi memperlihatkan pemulihan ekonomi terjadi. Diantaranya S&P Global mencatat indeks manufaktur atau PMI Indonesia sebesar 51,9 pada April 2022, naik dari posisi 51,3 pada bulan sebelumnya. Produksi manufaktur dan permintaan baru naik didorong oleh kondisi perekonomian di Indonesia telah bangkit.
Di sisi lain, Indonesia menikmati keuntungan booming harga komoditas, karena memiliki berbagai sumber daya alam. Hal ini lah yang membedakan Indonesia dengan ekonomi global yang kini tengah khawatir terjadinya stagflasi. Berbagai lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%, lebih tinggi dibanding proyeksi ekonomi global yang di kisaran 3%.
Dirinya meyakini ekonomi Indonesia ke depan akan bertumbuh lebih tinggi, dibanding situasi pandemi. Dengan demikian, saat terjadi ekspansi, kebutuhan likuiditas akan meningkat yang akan berdampak positif bagi perbankan.
Saat ini, lanjutnya, sektor perbankan Buku 4 menarik untuk di koleksi. Dibanding berbagai bank digital, price to book value (PBV) bank raksasa masih jauh lebih kecil. Diantara berbagai bank besar di Indonesia, Nafan merekomendasikan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menarik untuk di koleksi.
“Pertumbuhan tinggi BRI pasti akan berlanjut. Valuasi pasti akan semakin terapresiasi,” katanya, Jumat, 20 Mei 2022.
Nafan mengatakan, BBRI akan mendapatkan efek domino baik dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, maupun dari booming harga komoditas. Apalagi, kata dia, tahun ini kinerja BRI akan jauh lebih baik. Hal tersebut tercermin dari keberhasilan BBRI untuk bertumbuh pesat di tengah pandemi.
“Waktu pandemi kan butuh restrukturisasi, kasihan mereka (nasabah) pinjaman menjalankan usaha dan harus didukung. Sekarang kita mengalami pemulihan ekonomi, sektor UMKM bisa semakin optimal,” ucap dia.
Selain fundamental yang kuat BBRI juga memiliki kebijakan strategis yang menjadi sweetener bagi investor, “BBRI ada sentimen positif dengan adanya sinergi PNM dan Pegadaian. Kebijakan strategis ini sweetener bagi investor,” tambahnya.
Secara keseluruhan dirinya optimis kredit BBRI akan bertumbuh, kualitas kredit juga akan semakin baik, non performing loan (NPL) akan menurun. Net profit pun akan meningkat. “Top Line botom line, net income BRI akan progresif. Target harga jangka panjang BBRI Rp9575 per saham,” ungkap dia.
Seperti diketahui, performa BRI melesat 78,13% di kuartal I-2022 dan membukukan keuntungan Rp12,22 triliun. Tahun ini BBRI menargetkan keuntungan hingga Rp45 triliun. (*)
Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More