Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pelaksanaan pengawasan untuk menjaga kondisi perbankan selama ini telah berjalan baik, meskipun dengan keadaan ekonomi Indonesia yang belum pulih secara merata yang diakibatkan oleh ketidakpastian situasi global dan pandemi yang masih berlangsung.
Kondisi perbankan yang membaik tersebut terlihat dari angka pertumbuhan kredit yang telah mencapai 10,66% yoy di bulan Juni 2022 dan angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang sebesar 9,13%.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan bahwa sektor perbankan harus terus mendukung daya beli masyarakat melalui ekspansi kredit di berbagai sektor perekonomian termasuk relaksasi kredit melalui perpanjangan restrukturisasi.
“Perpanjangan waktu implementasi kebijakan restrukturisasi kredit sedang disiapkan saat ini dengan memperhatikan wilayah atau sektor ekonomi tertentu yang menjadi perhatian pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” ujar Dian dalam 2nd Half Economic Forecasting 2022 di Jakarta, 25 Agustus 2022.
Selain itu, dalam mempersiapkan peraturan restrukturisasi kredit, OJK sedang melakukan survei terkait dengan penggolongan debitur berdasarkan risiko, kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perbankan, serta industri produk perbankan yang mengacu pada sektor ekonomi, sektor kredit dan sektor wilayah.
Oleh karena itu, OJK akan terus mengikuti perkembangan perekonomian global dan domestik secara seksama, sebagai bentuk antisipasi dampak terhadap sistem keuangan, dan untuk merespon juga memberikan dukungan dalam program-program prioritas pemerintah.
“Sementara itu untuk memperkuat sistem perbankan dalam jangka menengah dan panjang perlu dilakukan langkah-langkah untuk menjadikan sistem keuangan kita menjadi lebih efisien dan terpercaya,” tambah Dian.
Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah penyederhanaan dan konsolidasi lembaga-lembaga intermediasi untuk efisiensi jasa pelayanan kepada masyarakat, efektivitas pengawasan dan perlindungan nasabah.
Kemudian, konsolidasi perbankan baik itu bank umum, bpr, dan bank syariah harus terus dilanjutkan untuk menjamin pertumbuhan dan sustainable yang tinggi ke depan.
“Respon strategis OJK terhadap tantangan yang ada dan untuk menjaga stabilitas sektor perbankan adalah juga melalui pengawasan yang menitikberatkan pada kinerja individu perbankan ada pengawasan ke depan akan mengutamakan tindakan pencegahan bank bermasalah dengan lebih meningkatkan early warning system,” imbuhnya. (*) Khoirifa
Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More
Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More
Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More
Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap… Read More