Dengan pembangunan pabrik ini, total kapasitas produksi obat Kimia Farma kedepan akan naik menjadi 4,6 miliar tablet per tahun. Dwitya Putra
Jakarta – PT Kimia Farma Tbk melakukan pengembangan usaha dengan membangun pabrik baru untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan produk herbal yang terus meningkat.
Pabrik kelima BUMN Farmasi terbesar di Indonesia ini dibangun di kawasan industri Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dengan investasi mencapai Rp978 miliar.
“Pabrik di Banjaran ini kita rancang dengan kapasitas sekitar 3,6 miliar tablet per tahun, atau lebih dari tiga kali lipat dari produksi obat Kimia Farma saat ini yang mencapai 1,1 miliar tablet per tahun,” Kata Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Rusdi Rosman dalam siaran persnya di Bandung, Minggu, 16 Agustus 2015.
Terkait pendanaannya, lanjut Rusdi, Kimia Farma akan memanfaatkan dana hasil penerbitan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp200 miliar dan pendanaan lain yang lebih murah.
“Berbagai alternatif kita siapkan, mulai dari penerbitan MTN, atau right issue. Semua kemungkinan akan kita kaji. Kita akan putuskan yang paling menguntungkan perusahaan,” katanya.
Dia menjelaskan, pembangunan pabrik di atas lahan lima hektar ini dirancang dalam jangka waktu dua tahun. Setelah pabrik ini jadi, total kapasitas produksi obat Kimia Farma akan naik menjadi 4,6 miliar tablet per tahun.
Kimia Farma juga akan memproduksi obat-obat herbal yang bahan bakunya banyak ditemui di dalam negeri. “Produk herbal yang kita kembangkan mulai dari sintesa, ekstrasi hingga bahan jadi. Mungkin pabrik ini akan menjadi pabrik terbesar untuk produk herbal di Indonesia,” tutupnya. (*)