Jakarta – Ketua Umum Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) yang juga menjabat Drektur Utama BRI, Sunarso mengatakan, perbankan harus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi beberapa risiko di tengah pandemi yang belum berakhir.
“Ibarat kata, jangan foya-foya mencetak laba besar karena masih pandemi, apalagi sampai mengorbankan pencadangan,” ujarnya dalam webinar dan Awarding yang diselenggarakan Infobank bertajuk Leading in Unprecedented Time, Selasa 7 September 2021.
Menurutnya, bisnis perbankan yang stabil dan memiliki kinerja yang baik tidak terlepas dari adanya stimulus pemerintah dan relaksasi restruktusisasi kredit dari OJK. “Aset terkelola dan kredit mulai naik pada semester satu, karena bank follow stimulus,” ucapnya.
Adapun stimulus fiskal yang diberikan oleh negara, di sisi lain pemerintah menghadapi keterbatasan penerimaan. Menurut Sunarso, perlu dicarikan titik temu antara penyelamatan bank di masa pandemi dan penyelamatan penerimaan negara.
“Akibat restru NPL naik perlu pencadangan, tapi pencadangan kena pajak, pajak dihitung berdasarkan PPAP oleh kantor pajak, sedangkan bank menghitung berdasarkan CKPN berdasarkan PSAK 71, negara mau bank selamat atau penerimaan negara selamat, perlu titik temu petinggi keuangan,” kata mantan orang nomor satu di Pegadaian ini. (*) KM
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More