News Update

Ketidakstabilan Global, Bank Commonwealth Rekomendasikan Reksadana Saham

Jakarta — Seiring dengan meredanya isu tentang trade war antara Amerika Serikat dan Tiongkok, muncul sentimen negatif yang datang dari Turki, di mana pelemahan mata uang Lira Turki mengakibatkan Investor kembali ke mode risk-off dengan mengurangi portofolio di emerging market. Meski demikian, kondisi ekonomi Indonesia masih solid di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Melihat hal ini, Bank Commonwealth merekomendasikan reksa dana saham masih menjadi pilihan yang obyektif di bulan September ini.

Sepanjang bulan Agustus lalu, pasar saham Indonesia mulai beranjak membaik seiring dengan meredanya isu tentang trade war antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Di saat yang bersamaan, sentimen negatif datang dari Turki, di mana anjloknya nilai Lira Turki ditambah inflasi dan ancaman gagal bayar obligasi berdampak ke Negara emerging market lain termasuk Indonesia.

Bank Indonesia pun meresponnya dengan kembali menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo sebesar 25 bps untuk menghadang laju pelemahan Rupiah.

Dari sisi domestik, Pemilihan Presiden tahun 2019, ditambah dengan kesuksesan penyelenggaran Asian Games ke-18 yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan konsumsi di Indonesia.

Di tengah ketidakpastian global yang masih cukup tinggi dan defisit transaksi berjalan Indonesia yang mencapai -3,04% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), Indonesia masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II-2018 sebesar 5,27%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 5,06%, dan lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu 5,01%.

“Kenaikan suku bunga apabila disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang positif pada umumnya akan membuat pasar saham-pun bergerak ke arah positif, sehingga untuk nasabah dengan profil risiko growth, kami masih merekomendasikan untuk porsi saham di 70%,” kata Ivan Jaya, Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (14/9).

Agar nasabah dapat mengoptimalkan imbal hasil investasinya di tengah kondisi pasar yang makin dinamis, Bank Commonwealth menyediakan layanan wealth management yang dinamakan Dynamic Model Portfolio.

Layanan ini akan mengumpulkan berbagai informasi pasar, memilah mana yang paling relevan untuk setiap nasabah berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi mereka, kemudian memberikan saran terkait penempatan portofolio aset-nya.

Dengan layanan ini, nasabah bisa menggerakkan asetnya secara dinamis, tidak harus sama dengan proporsi investasi yang ditentukan di awal. Investasi disesuaikan tidak hanya berdasarkan profil risiko Nasabah, namun juga risiko pasar ke depannya.

“Lewat Dynamic Model Portfolio, kami ingin melayani nasabah kami dengan layanan wealth management  yang mampu membantu mereka memahami realita pasar yang dinamis daripada hanya statis terpaku pada teori semata,” tutupnya.(*)

Risca Vilana

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

4 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

4 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

6 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

6 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

7 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

8 hours ago