Jakarta – Di tengah pengaruh tekanan politik dan dinamika pasar, Maybank Group mencatat laba bersih pada kuartal I-2022 sebesar RM2,04 miliar atau menurun dari RM2,39 miliar dibandingkan pada kuartal I-2021. Penurunan laba bersih tersebut akibat dari ketidakpastiaan kondisi pasar yang berdampak pada pendapatan Maybank.
Penurunan juga terlihat dari sisi pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 28,3% menjadi RM1,56 miliar di kuartal I-2022 dibandingkan kuartal I-2021 yang sebesar RM2,18 miliar. Kemudian juga pendapatan operasional bersih turun sebesar 5,4% menjadi RM6,45 miliar dari RM6,83 miliar pada tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak (PBT) turut tercatat menurun menjadi RM2,97 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar RM3,17 miliar.
Namun, penurunan tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan berbasis dana sebesar 5,3% atau menjadi RM4,89 miliar pada kuartal I-2022. Hal tersebut didukung oleh kenaikan Net Interest Margin (NIM) sebesar 3 basis poin secara tahunan (yoy) dan adanya penurunan biaya bunga, serta pertumbuhan kredit sebesar 5,2%.
Dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi regional, biaya overhead juga tumbuh 4% secara yoy dan terjadi penurunan pada tingkat kerugian kredit bermasalah (Gross Impairment) sebesar 31,3% menjadi RM597,1 juta dari RM868,5 juta dibandingkan tahun lalu.
Maybank Chairman, Tan Sri Dato’ Sri Zamzamzairani Mohd Isa mengatakan, dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi memperlihatkan bahwa kondisi perekonomian di awal tahun 2022 cukup menjanjikan.
“Di tengah dinamika pasar, kami tetap berhati-hati dalam menjalankan prospek bisnis di sepanjang tahun, sejalan dengan strategi berwawasan ke depan yang telah kami tetapkan dalam strategi M25 Plan. Namun demikian, kami akan terus mengupayakan pertumbuhan bisnis baru di masa pemulihan ini, dan di saat yang sama, senantiasa mendukung keberkelanjutan nasabah dalam jangka panjang,” ucap Maybank Chairman, Tan Sri Dato’ Sri Zamzamzairani Mohd Isa dikutip 30 Mei 2022.
Terkait dengan kredit (gross) mengalami peningkatan di kuartal I-2022 menjadi RM562 miliar dari RM534,4 miliar pada tahun lalu. Hal ini didukung dari operasional Maybank Singapura yang meningkat sebesar 7,2%, serta Maybank Malaysia yang tumbuh sebesar 4,9%. Di samping itu, Maybank Indonesia juga mencatat penurunan sebesar 2%.
Di sisi kualitas, aset Maybank mencatat perbaikan dengan rasio Gross Impaired Loans (GIL) menjadi 1,95% pada Maret 2022, bila dibandingkan dengan Maret 2021 yang sebesar 2,20%. Perekonomian yang membaik juga ditunjukan oleh turunnya Pencadangan Kerugian Penurunan Nilai (loan loss provisions) menjadi RM443,41 pada kuartal I-2022 dibanding tahun sebelumnya.
Dato’ Khairussaleh Ramli sebagai Group President & CEO Maybank pun mengatakan, dengan kinerja kuartal I-2022 yang diraih tersebut, perusahaan nantinya akan terus berusaha untuk mempertahankan likuiditas yang sehat, memperkuat permodalan dan basis pendanaan berbiaya rendah. Hal tersebut sejalan dengan penerapan prinsip kehati-hatian Maybank guna memitigasi potensi dinamika dalam iklim bisnis.
“Meskipun masih terdapat hal yang dapat mempengaruhi prospek bisnis di sepanjang tahun ini, kami akan fokus dalam memanfaatkan peluang pertumbuhan di seluruh segmen portofolio di pasar utama kami dengan terus mempertahankan posisi modal dan likuiditas yang kuat guna memfasilitasi peluang pertumbuhan tersebut. Di saat yang sama, kami memastikan agar manajemen risiko Grup tetap berjalan, termasuk dalam hal pengelolaan biaya dan produktivitas bisnis kami. Selain itu, kami berupaya untuk dapat mempercepat peluncuran solusi-solusi baru melalui platform digital untuk melengkapi kebutuhan nasabah sambil meningkatkan penetrasi pasar di tingkat regional,” ucap Dato’ Khairussaleh Ramli.
Meskipun operasional Maybank Indonesia mencatat penurunan sebesar 2,0%, namun di sisi lain Maybank Indonesia mengumumkan pertumbuhan laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp562 miliar pada kuartal I-2022 dari Rp501 miliar dan naik sebesar 12,1%. Pada Pendapatan Bunga Bersih (NII) tercatat stabil dan Marjin Bunga Bersih (NIM) meningkat 45 basis poin menjadi 4,8% pada kuartal I-2022. Serta terjadi peningkatan pada pendapatan fee based sebesar 4,9% menjadi Rp475 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp453 miliar. (*) Khoirifa
Jakarta - Bank Mandiri bersinergi dengan PT Delta Mitra Sejahtera untuk menghadirkan Cikande Business Residence… Read More
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More