Jakarta–PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai, bahwa kondisi pasar modal saat ini kurang begitu baik. Hal tersebut sejalan dengan dampak dari persoalan ekonomi global yang terjadi, mulai dari ketidakpastian The Fed sampai dengan perlambatan ekonomi Tiongkok.
Hal tersebut seperti disampaikan Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI, Sulistyo Budi, di Jakarta, Senin, 7 Desember 2015. Menurutnya, untuk mengantisipasi kondisi itu, BEI berharap investor lokal bisa masuk ke pasar modal sehingga tidak bergantung lagi oleh investor asing.
Oleh sebab itu, agar masyarakat paham dan mau berinvestasi di pasar modal, kata Sulistyo, pihaknya terus berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan paham akan investasi di pasar modal.
“Kita berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum mengenai investasi di bursa efek,” ujar Sulistyo.
Dia mengungkapkan, bahwa BEI akan melakukan sosialisasi investasi pasar modal di 19 daerah dengan mengandalkan kantor perwakilan untuk menarik minat investor lokal. BEI sendiri akan menggandeng pihak Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
“Kami juga melakukan pendidikan dini investasi dengan membentuk galeri investasi di beberapa universitas di Indonesia. Kita punya 147 galeri investasi di universitas di Indonesia,” tutup Sulistyo. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More