Moneter dan Fiskal

Ketidakpastian Ekonomi Persulit Keseimbangan Pertumbuhan dan Inflasi Global

Jakarta – Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong menyebutkan bahwa dunia saat ini tengah berada pada persimpangan antara mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang semakin tinggi. Ia mengungkapkan, dengan kondisi sekarang, akan cukup sulit bagi bank sentral untuk tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi di tengah naiknya inflasi.

Bukannya tanpa alasan, Menkeu Singapura ini menyoroti kondisi pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum usai. Situasi tersebut juga diperparah dengan konflik geopolitik antara Rusia Ukraina yang belum mereda dan normalisasi kebijakan oleh beberapa negara maju. Ia menilai hal ini akan memicu inflasi global untuk merangkak lebih tinggi lagi.

“Dunia menghadapi trade-off yang lebih tajam antara pertumbuhan dan inflasi mengingat bagaimana “hampir pasti” inflasi akan lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama,” jelas Wong pada pidatonya di Peterson Institute for International Economics’ (PIIE) Macro Week, Washington DC, dikutip 19 April 2022.

Saat ini, peran Bank Sentral menurutnya dibutuhkan untuk meminimalisir dampak ketidakpastian ekonomi yang ada. Wong menilai, kondisi yang ada akan berdampak pada pertumbuhan global, dengan negara miskin dan rentan yang terdampak paling parah. Kondisi ini juga akan mempersulit negara-negara berkembang untuk menyusul kebijakan negara-negara maju.

Menkeu Singapura ini mengusulkan tiga hal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pertama adalah re-purposing kebijakan fiskal dan peran negara dalam membangun barang publik dan kapasitas kolektif di jangka panjang, seperti peremajaan infrastruktur penting, berinvestasi dalam perkembangan anak usia dini, serta peningkatan sektor kesehatan.

Kedua, Wong juga mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta. Hal ini mengingat bahwa tidak mungkin bagi pemerintah untuk mendanai investasi atau untuk menyelesaikan banyak tantangan kompleks saat ini sendirian.

Lalu, saran ketiga adalah dengan menyusun kembali tatanan internasional yang terbuka dan berbasis aturan, serta komitmen yang lebih kuat untuk solusi multilateral. (*)

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Evan Yulian

Recent Posts

Bikin Ngiler! Segini Uang Pensiun Jokowi Usai Lengser dari Jabatan Presiden

Jakarta - Pada 20 Oktober 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lengser dari jabatannya sebagai… Read More

58 mins ago

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas dalam Serangan Israel

Jakarta – Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dikabarkan tewas dalam serangan yang dilancarkan militer Israel di… Read More

1 hour ago

Bos BEI Harap Ada BUMN IPO di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan harapannya kepada pemerintah kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming… Read More

2 hours ago

Kadin Bentuk Asosiasi Keamanan Siber ADIKSI, Perkuat Ekosistem Digital di Indonesia

Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meresmikan Asosiasi Digitalisasi dan Keamanan Siber Indonesia… Read More

2 hours ago

Bank Mega Syariah Umumkan Pemenang Program Berkah Berlimpah Mega Syariah Tahap Tiga

Jakarta – Bank Mega Syariah mengumumkan sebanyak 71 nasabah beruntung terpilih sebagai pemenang program Berkah Berlimpah Mega… Read More

2 hours ago

OJK Bergabung dengan Global Asia Insurance Partnership, Perkuat Perasuransian di Asia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan telah bergabung dengan Global Asia Insurance Partnership (GAIP)… Read More

3 hours ago