Categories: Moneter dan Fiskal

Ketidakpastian Ekonomi, G20 Komit Beri Solusi Jangka Pendek dan Panjang

Jakarta – Pandemi COVID-19 yang belum berakhir dan perang antara Rusia Ukraina terus menambah aspek ketidakpastian global. Terkait hal ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan anggota-anggota G20 terus berkomitmen dalam memberikan solusi jangka pendek dan panjang.

Menurutnya, solusi jangka pendek pada ketidakpastian ekonomi global adalah bagaimana menangani dampak inflasi di beberapa negara. Banyak bank sentral perlu menangani tekanan inflasi ini dari meningkatkan suku bunga atau mengetatkan balance sheet.

“Diskusi dalam G20 kembali lagi kepada pertemuan kami di Februari bahwa negara anggota berkomitmen untuk melakukan kalibrasi, komunikasi, dan merencanakan dengan baik proses normalisasi kebijakan. Dengan melakukan hal tersebut, banyak negara terutama negara berkembang akan bisa menangani hal ini (inflasi). Dari negara berkembang, kami berkomitmen untuk memperkuat kebijakan baik fiskal maupun moneter,” jelas Perry, Jumat, 22 April 2022.

Kemudian, Perry juga mengungkapkan bahwa G20 terus melakukan diskusi untuk melakukan penyelesaian ketidakpastian ekonomi pada jangka panjang. Ia mengungkapkan hingga saat ini proses diskusi masih terus berjalan.

“Pada penyelesaian jangka panjang, kami terus melakukan diskusi. Bagaimana melakukan reformasi struktural, menangani efek memar pandemi? Bagaimana menangani masalah kesehatan, sistem pembayaran digital, mata uang digital bank sentral, keuangan berkelanjutan, dan inklusi keuangan? Agenda-agenda tersebut masih terus berjalan,” ujarnya.

Lebih jauh, Gubernur Bank Sentral Indonesia juga menanggapi dampak dari perang Rusia Ukraina pada Indonesia. Ia menilai Indonesia saat ini cukup beruntung karena dampak langsung dari perang cukup terbatas.

Dampak dari harga komoditas yang akhir-akhir ini terus meningkat akan bergantung pada kebijakan fiskal. Ia mengungkapkan pihaknya terus berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menyusun kebijakan fiskal yang tidak membebankan masyarakat. Contoh dari kebijakan fiskal tersebut antara lain seperti subsidi pada beberapa komoditas energi seperti BBM dan Listrik. (*)

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Evan Yulian

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

12 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

14 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

16 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

17 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

17 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

20 hours ago