Jakarta – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti resesi dan gejolak politik memberikan tantangan pada penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk berbagai perusahaan di dunia.
Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School, Jay K. Rosengard mengatakan, akibat adanya ketidakpastian ekonomi, terdapat dua masalah utama dalam mengimplementasikan aspek ESG bagi perusahaan.
Kendala yang pertama adalah masalah pengukuran, yaitu perusahaan dapat memanipulasi data soal ESG. Hal ini dapat terjadi karena bisa saja perusahaan sedang mengalami krisis sehingga kesulitan melakukan program ESG, namun tetap ingin dilihat bahwa mereka terus berkomitmen pada aspek ESG.
Kemudian, kendala kedua adalah ada perusahaan yang mengaku telah menghasilkan hal positif ESG, namun pada kenyataannya menimbulkan masalah baru.
Misalnya, menutup tambang batu bara sangat baik untuk lingkungan, tetapi berdampak bagi para penambang batu bara karena mereka akan kehilangan pekerjaan mereka.
“Atau membuat mobil listrik seperti Tesla itu mungkin baik untuk lingkungan tetapi tidak baik untuk tata kelola Tesla. Ini menjadi sebuah kontradiksi,” ujar Rosengard dalam sebuah Talkshow Financial Inclusion, Senin, 24 Oktober 2022. (*) Irawati
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More