Jakarta – Indonesia menjelma sebagai salah kekuatan ekonomi digital, terutama di level ASEAN. Indonesia berkontribusi lebih dari 40% dan memberi dampak besar secara regional. Namun persoalan talenta digital yang masih terbatas menjadi tantangan bagi Indonesia yang ingin menjadi digital hub dunia.
Partner Bain & Company, Edy Widjaja mengatakan, ekonomid digital Indonesia sangat besar. Pemain regional juga akan terlibat karena potensinya sangat menarik bagi investor. Tapi ada beberapa aspek yang membuat Indonesia belum sekuat sejumlah negara sebagai digital hub. Tantangan terbesarnya adalah soal talenta atau sumber daya manusia (SDM). Kebutuhan talenta digital luar biasa besar. Re-skilling yang dilakukan belum mencukupi demand. Untuk mengatasi hal tersebut, bukan hanya dengan membangun talenta lokal, tapi juga perlu dukungan policy dari pemerintah. Misalnya soal impor talenta dari luar.
“Impor talenta diperlukan supaya kita maju. Tapi di saat bersamaan juga tentu kita membangun talenta lokal,” kata Edy dalam diskusi panel sesi I sebagai rangkaian HSBC Summit 2021: ‘Driving Indonesia’s Economy As ASEAN’s Growth Powerhouse’, Rabu, 25 Agustus 2021.
Hal senada juga diungkapkan Kevin Aluwi, Co-Founder dan CEO Gojek. Menurutnya, keterbatasan talenta benar-benar menjadi tantangan nomor satu dalam pengembangan ekonomi digital. Kebutuhan pasar akan talenta digital sangat besar. Bukan hanya invididu yang punya kemampuan teknis, tapi juga individu yang mempunyai kapasitas membangun organisasi dan melahirkan produk kelas dunia.
“Kenyataannya memang benar, banyak perusahaan, termasuk kami harus mengimpor talenta. Kalau tidak, kita tidak bisa bersaing. Untuk menciptakan ekosistem digital hub di southeast Asia, tergantung kemampuan kita mengimpor talenta terbaik, dan melakukan upskiling serta training terhadap talenta kita,” jelas Kevin.
Co-Founder & Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo menambahkan, keterbatasan talenta harus menjadi perhatian. Untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia, kita harus memperbaiki kualitas SDM. Penting bagi Indonesia untuk bisa menciptakan sistem pendidikan yang secara masif bisa melahirkan talenta-talenta terbaik. Hal itu juga bisa diimbangi dengan memberikan kesempatan lebih banyak kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia belajar di luar negeri.
“Pada saat sama melakukan investasi jangka panjang di sektor pendidikan. Itu juga yang menjadi alasan kami berinvestasi di edutech,” pungkasnya. (*) Ari Astriawan
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More