Jakarta – Keterbatasan bukan rintangan untuk memberikan sumbangsih bagi negeri. Prinsip ini dipegang betul oleh para Mantri (tenaga pemasar mikro) BRI yang bertugas meningkatkan kesadaran inklusi di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Komitmen ini salah satunya diperlihatkan Irenius Prianbodo (32), Mantri BRI Unit Kobalima yang berada di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Timor Timur.
Setiap hari, Irenius bertugas mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat dan memberikan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah ini. Akan tetapi, tugas itu tidak dengan mudah bisa ia lakukan. Setiap harinya, Irenius menempuh jalan yang masih belum layak, melayani masyarakat di daerah tanpa aliran listrik, hingga mengajarkan warga untuk mengenal layanan perbankan secara digital.
Hampir 5 tahun, Irenius menjadi Mantri BRI di Kabupaten Malaka. Selama bertugas, ia selalu menyempatkan waktu untuk mengedukasi masyarakat agar mengenal layanan-layanan keuangan dari lembaga formal perbankan. Kerelaan dan ketulusanlah yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut.
Edukasi harus dilakukan rutin karena, menurutnya, mayoritas warga setempat belum mengenal produk dan jasa keuangan dari lembaga formal. Masih banyak masyarakat yang menggunakan jasa rentenir untuk memenuhi kebutuhan keuangannya, meskipun bunga pinjaman yang mereka tanggung sesungguhnya memberatkan.
“Kalau kami kebanyakan hadapi (masyarakat) yang soal pinjaman. Jadi saat saya datang ke sini, kebanyakan (masyarakat) pakai pinjaman dari rentenir. Saya didik masyarakat supaya kenal bank. Sekarang sudah mulai beralih dari rentenir jadi pinjam ke bank. Memang butuh waktu untuk mendidik masyarakat,” ujar Irenius melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 26 Febuari 2021.
Biasanya, Irenius memakai metode perbandingan harga dan fasilitas layanan ketika menjelaskan perbandingan layanan keuangan melalui lembaga keuangan formal seperti perbankan dan informal seperti rentenir. Penjelasan dan perbandingan itu kerap dia lakukan berulang, hingga masyarakat sadar mengenai tingginya selisih beban yang harus mereka tanggung apabila harus meminjam uang ke lintah darat.
Tak jarang dia meminta bantuan ketua adat atau tokoh-tokoh masyarakat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menggunakan layanan keuangan dari bank. Setelah kesadaran masyarakat terbentuk, barulah dia membantu masyarakat untuk mengurus kebutuhan pembiayaan atau penempatan dana di bank.
Dalam bertugas sehari-hari, Irenius rata-rata harus menempuh jarak lebih dari 30 kilometer antara satu desa ke desa lainnya. Jarak tempuh yang jauh antar nasabah tidak membuatnya mundur dalam melaksanakan tugas. Terlebih lagi dari BRI sudah memperlengkapi petugas pemasarannya dengan BRISpot, yaitu sistem pengajuan pinjaman online yang memudahkan Mantri BRI untuk tidak harus ke kantor dalam mengerjakan dan meminta persetujuan berkas pinjaman digital kepada atasannya.
Pria asli NTT ini juga aktif membantu pencairan berbagai bantuan yang diberikan Pemerintah untuk masyarakat di Kabupaten Malaka. Irenius bercerita, banyak warga penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) di sana yang belum mengerti cara mengakses informasi secara daring dan mengambil bantuan sesuai aturan.
Karena itu, Irenius kerap membantu masyarakat untuk mengecek hak dan bantuan bagi mereka, di sela kesibukannya menjalankan pendampingan dan tugas sebagai mantri. Setelah masyarakat paham dan tahu mengenai haknya, barulah mereka dibantu oleh Irenius untuk mengambil bantuan tersebut di kantor-kantor unit BRI terdekat.
“Kami bantu sampai mereka dapat BPUM atau bantuan-bantuan lain, dengan tetap protokol (kesehatan) pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak selama proses itu. Memang begini kondisinya di Malaka, harus butuh bantuan banyak pihak agar pertambahan nilai ekonomi masyarakat bisa cepat,” ucapnya.
Apa yang dilakukan Irenius, dialami pula oleh puluhan ribu Mantri BRI di daerah lain. Karena itu, tak salah apabila Mantri BRI disebut sebagai sosok yang berperan penting dalam upaya menjaga dan memulihkan perekonomian Indonesia.
“Keberadaan mantri memiliki pengaruh dan penting bagi upaya pemberdayaan masyarakat pada usaha mikro dengan 3 (tiga) peran utama: literasi dasar, literasi bisnis, dan literasi digital, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pertumbuhan perekonomian daerah setempat ,” ujar Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More
Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More