Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku, sistem keuangan nasional tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Hal ini tercermin pada kecukupan modal perbankan yang masih cukup baik.
“Pada Juli 2016, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 22,9%, dan rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 20,8%,” ujar Gubernur BI, Agus DW Martowardojo di Jakarta, Kamis, 22 September 2016.
Kendati begitu, kata Agus, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan pada Juli 2016 mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,2% (gross) atau 1,5% (net).
Selain itu, transmisi melalui jalur kredit belum optimal, terlihat dari pertumbuhan kredit yang masih terbatas. Pertumbuhan kredit Juli 2016 tercatat sebesar 7,7% (year on year/yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,9% (yoy).
“Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2016 tercatat sebesar 5,9% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya,” ucap Agus.
Lebih lanjut Agus menambahkan, transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga masih terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit.
“Bank Indonesia meyakini pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan dapat meningkatkan pertumbuhan kredit guna mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan,” tutupnya. (*)
Editor : Apriyani K
Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah buruh di Indonesia per Agustus 2024… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (5/11) berakhir ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia di kuartal III 2024 tumbuh… Read More
Jakarta - Di era globalisasi ini, perusahaan yang memegang kendali dan memimpin teknologi dipastikan berpeluang… Read More
Jakarta – Google Pixel, smartphone besutan Alphabet, mengalami nasib serupa dengan iPhone 16 yang dilarang… Read More