Jakarta–Kendati perekonomian nasional tengah melambat, Bank Indonesia (BI) menilai, stabilitas sistem keuangan masih tetap solid yang ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, di Jakarta, Kamis, 17 Desember 2015. Menurutnya, ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga.
Pada Oktober 2015, kata dia, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat, jauh di atas ketentuan minimum 8%, yaitu 20,8%. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan berada di kisaran 2,7% (gross) atau 1,4% (nett).
Sedangkan dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,4% (yoy), atau lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi (prosiklikalitas).
“Dengan kebijakan makroprudensial, serta penurunan GWM Primer oleh Bank Indonesia, pertumbuhan kredit diperkirakan akan terus meningkat menjadi 12-14% pada 2016,” tutup Tirta. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Bank Neo Commerce (BNC) memiliki komitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat… Read More
Jakarta – Managing Partner Inventure, Yuswohady menyatakan bahwa budaya nongkrong di kalangan masyarakat Indonesia sulit… Read More
Jakarta - Deflasi yang terjadi di Indonesia selama lima bulan berturut-turut sejak Mei-September 2024 menyebabkan masyarakat… Read More
Jakarta - PT Great Eastern General Insurance Indonesia berhasil meraih predikat Top Perusahaan Asuransi Umum… Read More
Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng berhasil menyabet penghargaan prestius… Read More
Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil masuk dalam jajaran "Top 20 Financial… Read More