Moneter dan Fiskal

Kesepakatan IEU-CEPA Rampung, Disahkan September 2025

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU-CEPA) sudah dalam tahap final. Perjanjian ini rencananya akan ditandatangani pada September 2025.

“Negosiasi IEU-CEPA telah mencapai kesimpulan politik. Dan kami sedang berupaya menyelesaikan penyusunan dokumen hukum secara menyeluruh, yang ditargetkan ditandatangani pada bulan September tahun ini,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 31 Juli 2025.

Airlangga menyatakan, dirinya telah berbicara dengan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maros Sefcovic dan ia berencana datang ke Jakarta pada September 2025 untuk menandatangani dokumen perjanjian tersebut.

Baca juga: Perdagangan RI-Korsel Tembus USD20 Miliar, Komisi VI Dorong Optimalisasi IK-CEPA

“Saya telah berbicara dengan Komisioner Maros Sefcovic, dan beliau berencana datang ke Jakarta pada bulan September untuk menandatangani dokumen tersebut,” tandasnya.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan kesepakatan IEU CEPA akan mulai berlaku atau pada kuartal IV 2026 atau paling lambat di kuartal I 2027.

Adapun dampak dari implementasi IEU CEPA akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,04 persen. Hal tersebut merupakan hasil dari kajian cost and benefit yang telah dilakukan.

“Dengan adanya IEU CEPA akan meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia kurang lebih 0,04 persen,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono dalam Diseminasi Hasil Perundingan IEU CEPA beberapa waktu lalu.

Sementara bagi Uni Eropa, kata Djatmiko, dampak IEU CEPA juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya sebesar 0,0013 persen.

Baca juga: AS-RI Sepakati Kerangka Kerja Sama Perjanjian Perdagangan Resiprokal

Selain berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi kedua negara, IEU CEPA diprediksi akan meningkatkan welfare bagi Indonesia dan Uni Eropa masing-masing senilai USD824,56 juta dan USD481,19 juta, serta meningkatkan investasi Indonesia sekitar 0,42 persen dan 0,0087 persen bagi Uni Eropa.

Meski demikian, lanjut Djatmiko, akan terjadi tekanan terhadap trade balance atau neraca perdagangan bagi kedua negara, yang diprediksi akan terjadi defisit USD743,31 juta untuk Indonesia dan USD288,01 juta bagi Uni Eropa. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Diduga Sebar Data Debitur, Komdigi Minta Google Hapus 8 Aplikasi “Mata Elang”

Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More

8 hours ago

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

17 hours ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

18 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

18 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

18 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

19 hours ago