Categories: Perbankan

“Kesehatan” Bank Mulai Terjangkit Virus Corona

Jakarta – Dampak penyebaran virus corona di berbagai negara nampaknya sudah berimbas terhadap “kesehatan” perbankan. Beberapa bank seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bahkan mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

Wakil Direktur Utama BNI, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, akibat penyebaran virus corona yang meluas di berbagai negara, BNI akan lebih hati-hati dalam melakukan ekspansi bisnis khususnya pada penyaluran kredit di segmen segmen tertentu.

“Ekspansi seperti dibilang tadi kita akan tetap prudent lah. Manufaktur, kesehatan, pariwisata pasti terdampak (virus corona). Tapi kan bukan berarti tidak ada peluangnya,” kata Anggoro ketika ditemui di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020.

Dengan adanya virus tersebut BNI juga memasang target pertumbuhan kredit yang konservatif di angka 10-12% pada tahun 2020 ini.

Sementara itu, Bank Mandiri juga terus mewaspadai dampak dari virus asal negeri Tiongkok tersebut. Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menyebut penyebaran virus corona akan memicu kenaikan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL). 

“Semester pertama pasti akan melambat, yakin dengan situasi corona ini pasti akan berdampak. Kalau (wabah Virus) Corona sampai 6 bulan, kredit macet ada kenaikan 0,2% sampai 0,3%,” ungkapnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Mandiri pada Rabu (19/2).

Tak hanya Bank Mandiri, Bank besutan Sunarso yakni BRI juga melakukan hal yang sama. Pihaknya akan melakukan risk management guna mengantisipasi dapak dari virus tersebut.

“Pengaruh pasti ada, tapi kita sudah sering menghadapi situasi yang turbulance bahkan volatile yang seperti ini, maka risk management kita dibuat untuk meng-cover itu, antara lain dengan PSAK 71 dan kemampuan kami untuk menghimpun laba dan mengalokasikan cadangan,” kata Direktur Utama BRI Sunarso.

Sebagai informasi, Komisi Kesehatan China seperti dilansir AFP mencatat hingga kini ada 74.500 orang di China yang terinfeksi virus corona. Di luar China virus itu juga menginfeksi 76.262 orang di sejumlah negara. Sementara korban meninggal akibat terinfeksi virus corona terus melonjak hingga angkanya mencapai 2.120 orang di seluruh dunia, Kamis (20/2).

Tak hanya itu, Bank Indonesia (BI) menilai, proses pemulihan ekonomi global tertahan setelah Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) merebak akhir Januari 2020. BI juga memandang, virus tersebut mempengaruhi perekonomian Indonesia melalui jalur pariwisata, perdagangan, dan investasi, BI pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah, yaitu menjadi 5,0-5,4%, dari prakiraan semula 5,1-5,5%, dan kemudian meningkat pada tahun 2021 menjadi 5,2-5,6%. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

1 hour ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

15 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

21 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

22 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

23 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

23 hours ago