Jakarta – Kesadaran masyarakat akan penerapan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak) menjadi kunci utama dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Untuk itu, Nielsen dan Unicef bekerja sama dalam menyelenggarakan survei untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan Covid-19.
Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku Unicef, Rizky Ika Syafitri mengungkapkan bahwa survei ini adalah buah dari riset bersama antara Nielsen, Unicef, dan beberapa lembaga lainnya. Ia mengharapkan hasil survei dapat menggambarkan situasi lapangan yang sebenarnya.
“Survei ini sebenarnya riset bersama market research. Dilakukan di enam kota tentang survei pengetahuan sikap dan praktik pencegahan Covid-19. Semoga dapat benar-benar mengambarkan situasi sebenarnya,” jelas Rizky ketika diundang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dalam dialog produktif yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Lawan COVID19 ID, pada Rabu, 4 November 2020.
Survei dilakukan dengan jumlah 2000 orang responden pada bulan Agustus yang berada di 6 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Semarang. Salah satu pertanyaan survei adalah bagaimana perilaku masyarakat terkait dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Hasilnya, sebanyak 31,5% responden melakukan 3 perilaku dalam 3M atau satu paket. Kota Jakarta dan Semarang menjadi kota terbanyak yang melaksanakan satu paket 3M. Mayoritas responden perempuan lebih banyak melakukan 3M secara lengkap dibandingkan laki-laki.
Kemudian, sebanyak 36% responden melakukan dua dari tiga perilaku 3M. Lalu sebanyak 23,2% responden hanya melakukan satu perilaku 3M dan 9,3% responden mengabaikan atau tidak melaksanakan 3M.
“Kita perlu strategi komunikasi yang lebih baik. Masyarakat sudah tahu tentang bahaya Covid-19, namun ada juga yang pengetahuannya keliru dan tidak lengkap, ini akan berdampak pada perilaku. Maka, ketika komunikasi ditingkatkan implementasi satu paket 3M akan meningkat dari capaian sekarang, yaitu 30%,” jelas Rizky.
Pada kesempatan yang sama, Konsultan Unicef Indonesia Risang Rimbatmaja menjelaskan perlunya edukasi lebih lanjut tentang cara penularan Covid-19 dan adanya fenomena orang tanpa gejala (OTG). Pondasi pemahaman yang kuat akan membuat masyarakat kebal dari hoax dan berita bohong.
“Harus ada edukasi lebih lanjut. Ada fenomena mispersepsi bahwa saya sehat. Konsep OTG belum betul-betul masuk di benak orang. Jangan sampai masyarakat menganggap, hanya karena seseorang terlihat sehat maka Ia tidak terjangkit, bisa jadi OTG,” pungkasnya. (*) Evan Yulian Philaret
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More