Ekonomi dan Bisnis

Kereta Cepat Bakal Gerakkan Investasi Sektor Pendukung

Jakarta–Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis bahwa realisasi investasi kereta cepat Jakarta-Bandung dapat menggerakkan masuknya aliran investasi dari sektor-sektor pendukung, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan, investasi yang diharapkan dapat terdorong langsung adalah perusahaan rolling stock atau pembuatan sarana perkeretaapian, perakitan atau assembling, serta besi dan baja untuk bahan baku gerbong.

Menurutnya, beberapa daerah sudah mulai aktif untuk menyiapkan investasi di sektor-sektor yang dapat mendukung moda transportasi massal tersebut. Seperti salah satunya adalah purwakarta yang sudah ada penjajakan untuk pendirian perusahaan rolling stock.

“Sementara assembling juga telah dijajaki di Surabaya, selain itu juga dijajaki produksi slab aluminium untuk bahan baku gerbong kereta yang selama ini impor,” ujar Franky dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 21 Januari 2016.

Dengan masuknya investasi di sektor pendukung kereta cepat tersebut, maka akan semakin mempermudah bagi pembangunan kereta cepat selanjutnya. “Ketersediaan produk-produk pendukung kereta cepat ini akan memberikan akses bagi investor untuk mengembangkan rute-rute potensial lainnya,” tukasnya.

Perkembangan pembangunan kereta cepat ini terus didorong oleh pemerintah. Dampak positif dari pembangunan kereta cepat ini, kata dia, akan mulai terasa sejak masa konstruksi yang diperkirakan akan menyerap 20 ribu tenaga kerja dan memberikan kontribusi penerimaan pajak ke negara hingga USD451 juta.

“Rencana investasi kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah diajukan ke BKPM sebesar USD 6,4 Miliar (atau setara Rp86,4 triliun),” ucapnya.

Lebih lanjut, Franky menyampaikan bahwa sisi positif lainnya dari kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung adalah kemudahan perpindahan orang dan barang yang akan memberikan manfaat bagi sektor-sektor perekonomian baik di Jakarta maupun Bandung.

“Investasi sektor lainnya yang dapat terdorong karena pembangunan kereta cepat adalah jasa, perdagangan, properti dan pariwisata, seiring dengan  munculnya sentra-sentra ekonomi dan kota-kota baru sepanjang jalur yang dilalui,” tambahnya.

Hal ini terutama akan memiliki dampak yang signifikan untuk mereka yang berada di kota Jakarta dan Bandung maupun secara lebih luas yakni di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat yang akan menikmati kemanfaatan dari kereta cepat dengan rel sepanjang 142 kilometer yang diproyeksikan rampung pada 2019.

Dari data realisasi investasi yang dirilis oleh BKPM periode Januari-September 2015, berdasarkan lokasi, provinsi Jawa Barat mencatatkan investasi US$5,1 miliar dengan jumlah proyek mencapai 3.046 proyek, sedangkan DKI Jakarta berhasil merealisasikan investasi sebesar US$2,2 miliar dengan 2.741 proyek. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

2 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

3 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

3 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

22 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

23 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

23 hours ago