Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed berencana akan menaikkan suku bunganya pada akhir tahun ini. Artinya, sudah tiga kali The Fed menaikan Fed Fund Rate (FFR) sepanjang tahun 2017.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan investor sudah memperkirakan hal tersebut. Sehingga tidak terlalu berdampak signifikan pada pergerakan pasar saham.
“Kenaikan FFR semalam sudah diperkirakan, termasuk tahun depan dalam perkiraan 2-3 kenaikan lagi,” ujarnya saat ditemui di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Kamis, 14 Desember 2017.
Alvin menjelaskan, keputusan The Fed dalam menaikan suku bunganya lantaran pemerintah negara panas Sam tersebut melihat terdapat tertumbuhan perekonomian. Kenaikan FFR juga turut mempengaruhi yield obligasi di AS.
“Dari obligasi AS kalau suku bunga naik, yield naik. Kita harus bisa lihat kalau (suku bunga) di AS naik, inflasi naik, dan pertumbuhan ekonominya tumbuh,” tuturnya.
Pertumbuhan ekonomi di AS, kata Alvin, juga akan berdampak pada perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia. Pasalnya, akan ada peningkatan permintaan produk ekspor ke AS dan transaksi lainnya.
Hal itu bisa dilihat dari GDP dikuartal III 2017, dimana kenaikan ekspor impor diatas 17 persen. Menunjukkan aktifitas transaksi semakin naik. (*)
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More