Moneter dan Fiskal

Kenaikan PPN 12 Berlaku Tahun Depan, Faisal Basri: Bikin Rugi Rakyat Kecil

Jakarta – Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengatakan rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen yang akan diberlakukan pemerintah di 2025 bakal merugikan masyarakat kecil. 

Terlebih, menurut perhitungan Faisal, dengan penerapan PPN 12 persen, negara hanya mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp100 triliun.

Lain halnya, jika pemerintah berlakukan atau menerapkan pajak ekspor untuk komoditas batu bara yang bisa mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp200 triliun.

“Itu coba bayangkan tambahan pendapatan dari menaikan 11 ke 12 persen nggak sampai Rp100 triliun. Padahal, kalau kita terapkan pajak ekspor untuk batu bara itu bisa dapat Rp200 triliun. Lagi-lagi yang dirugikan yang kecil (masyarakat), ini yang moral sentimen, teori of moral sentimen itu jauh dari kita lihat di era Pak Jokowi ini,” kata Faisal dalam Diskusi Publik INDEF “Kemerdekaan dan Moral Politik Pemimpin Bangsa”, Senin, 19 Agustus 2024.

Baca juga: Dirgahayu RI ke-79: TPPU Langgeng, Ribuan Triliun Rupiah Cus ke Luar Negeri  

Meski demikian, Faisal mengatakan bahwa dirinya belum mendalami tentang kenaikan tarif PPN 12 persen ini yang mana akan ada barang dan jasa yang dikecualikan atau bebas dari kenaikan tersebut.

“Hampir pasti kelihatannya PPN ini akan dinaikkan 12 persen yang dikecualikan barang dan jasa atau mungkin judulnya keliru, berarti banyak yang dikecualikan,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati menyampaikan bahwa terdapat sejumlah barang dan jasa yang bebas dari PPN. Adapun di antaranya barang kebutuhan pokok, pendidikan, Kesehatan, dan transportasi.

“Jadi banyak masyarakat yang menganggap semua barang jasa kena PPN, tapi sebenarnya UU HPP sangat menjelaskan, barang kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dan transportasi, itu tidak kena PPN,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2025, dikutip, Senin, 19 Agustus 2024.

Baca juga: Pengusaha Usul Pemerintah Tunda Kenaikan PPN 12 Persen di 2025

Bendahara negara ini menyebut bahwa kenaikan PPN sebesar 10 persen ke 11 persen di tahun 2022 lalu, dan di UU HPP akan menjadi 12 persen di 2025 dijelaskan bahwa barang dan jasa tersebut dilindungi untuk tidak terkena PPN.

“Jadi kalau membayangkan PPN kemarin 10 persen ke 11 persen, dan di UU HPP akan menjadi 12 persen. Barang-barang itu tidak terkena PPN, jadi itu memproteksi,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

10 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

11 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

13 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

14 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

14 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

17 hours ago