Jakarta – Ekonom Senior yang juga Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli mengkritisi kebijakan pemerintah untuk menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pada 1.147 jenis barang impor. Menurutnya, pembatasan tersebut tidak akan berdampak besar untuk menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Rizal Ramli menilai, jajaran menteri keuangan tidak berani mengambil langkah besar untuk dapat menaikan pajak untuk barang-barang penyumbang pajak terbesar.
“Departemen Keuangan mengeluarkan kenaikan pajak impor 1147 barang yang dinaikan 2,5 persen itu barang ecek-ecek semua yang kena ibu-ibu. Total impor seluruh barang ini paling hanya US$5 miliar,” kata Rizal Ramli pada diskusi Rupiah di Kompleks DPR RI Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.
Dirinya menyebut, Pemerintah harus bersikap berani untuk menaikan tarif pajak untuk produk besar seperti impor baja, otomotif serta barang penyumbang pajak terbesar lainnya. Hal tersebut diharap makin cepat menekan angka CAD untuk beberapa tahun kedepannya.
“Karena menterinya gak berani impor yang besar besar. Kalau mau kurangin impor cepat kita fokus kenakan pajak ada 10 yang besar contohnya baja pajaknya US$10 miliar lebih banyak dari China,” tambah Rizal Ramli.
Sebagai informasi, angka defisit transaksi berjalan telah mencapai US$ 8,0 miliar atau 3,0% terhadap PDB pada triwulan II 2018, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar US$ 5,7 miliar (2,2% PDB). (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More