BI; Perlonggar kebijakan. (Foto: Erman)
Pelambatan ekonomi global, terutama yang terjadi di negara-negara emerging market seperti Tiongkok, membuat The Fed menunda kenaikan suku bunga acuannya. Paulus Yoga
Jakarta–Di tengah indikasi membaiknya ekonomi AS, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih lambat dibandingkan perkiraan semula.
Pelambatan ekonomi global tersebut terutama bersumber dari masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi emerging market, khususnya Tiongkok.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, ekonomi AS diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan semula, didukung oleh perbaikan konsumsi. Namun, lanjutnya, devaluasi Yuan diperkirakan dapat menurunkan ekspor AS dan inflasi dibawah targetnya.
“Dengan perkembangan tersebut, lanjutnya risiko ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate di AS masih terus berlanjut dengan kemungkinan waktu kenaikan Fed Fund Rate yang cenderung mundur ke akhir tahun,” tukasnya di Jakarta, Kamis, 17 September 2015.
Sebagaimana diketahui, hasil pertemuan Fed Open Market Committee atau FOMC yang digelar The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga rendah di Amerika Serikat dengan pertimbangan pelambatan ekonomi global.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik, ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan keyakinan konsumen ke depan. Meskipun perbaikan sektor properti terus berlanjut, ekonomi Tiongkok secara keseluruhan masih mengindikasikan pelemahan.
Ekonomi Jepang diperkirakan masih tumbuh terbatas, seiring dengan masih lemahnya permintaan domestik. Sementara itu, ekonomi India diperkirakan masih tumbuh cukup kuat, meskipun bias ke bawah.
“Selain masih berlanjutnya ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate, risiko pasar keuangan global juga semakin meningkat, seiring dengan kebijakan Bank Sentral Tiongkok yang melakukan devaluasi Yuan dan mengadopsi sistem nilai tukar yang lebih fleksibel,” tandas Tirta. (*)
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More