Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2018 mencapai US$15,58 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 10,24 persen bila dibandingkan dengan ekspor Februari 2018. Demikian juga dibandingkan Maret 2017 yang tercatat meningkat 6,14 persen.
Kendati nilai ekspor Indonesia meningkat 10,24 persen di Maret 2018, namun tak dibarengi oleh penurunan nilai impor Indonesia. Per Maret 2018 impor Indonesia mencapai US$14,49 miliar atau naik 2,13 persen dibanding Februari 2018, demikian pula jika dibandingkan Maret 2017 meningkat 9,07 persen.
Kepala BPS Suhariyanto merincikan, meningkatnya nilai impor Indonesia didorong oleh naiknya impor nonmigas sebesar 2,3 persen menjadi US$12,23 miliar per Maret 2018 dibanding Februari 2018. Sementara jika dibandingkan dengan bulan Maret 2017 tercatat mengalami peningkatan 11,08 persen.
Peningkatan impor nonmigas terbesar di bulan Maret 2018 dibanding Februari 2018 adalah golongan mesin dan pesawat mekanik yang seesar US$286,9 juta (14,84 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan listrik sebesar US$153,1 juta (9,19 persen).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar peridoe Januari-Maret 2018 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$10,16 miliar (27,30 persen), Jepang US$4,33 miliar (11,64 persen), dan Thailand US$2,57 miliar (6,89 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 9,41 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Maret 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 22,08 persen, 18,35 persen, dan 27,72 persen
Baca juga: Pengembangan Industri Berorientasi Ekspor Dukung Percepatan Ekonomi RI
“Untuk impor migas Maret 2018 juga naik menjadi US$2,26 miliar atau naik 1,24 persen dibanding Februari 2018, namun turun 0,64 persen dibanding Maret 2017,” ujarnya di Jakarta, Senin, 16 April 2018.
Sedangkan peningkatan nilai ekspor Indonesia di Maret 2018, ditopang oleh ekspor nonmigas Maret 2018 yang tercatat mencapai US$14,24 miliar, atau mengalami kenaikan mencapai 11,77 persen dibanding Februari 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Maret 2017 naik 8,16 persen.
Secara kumulatf, kata dia, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Maret 2018 tercatat mencapai US$44,27 miliar atau meningkat 8,78 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$40,21 miliar atau meningkat 9,53 persen.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2018 terhadap Februari 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$358,9 juta (18,58 persen), sementara penurunan terbesar terjadi pada timah sebesar US$92,5 juta (45,25 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Maret 2018 naik 4,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 41,48 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 9,32 persen.
Ekspor nonmigas Maret 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,36 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,59 miliar dan Jepang US$1,43 miliar, dengan kontribusi ketganya mencapai 37,78 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,53 miliar. (*)
Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More
Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk atau Bank Banten optimistis menutup 2024… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengangkat Yon Arsal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua… Read More
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More