Jakarta – Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa membidik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2025 mencapai 14–16 juta orang. Sementara itu, pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksikan mencapai 1,08 miliar pergerakan.
“Saat ini (tahun 2025) Kementerian Pariwisata ditargetkan kunjungan wisman sekitar 14 juta sampai 16 juta orang,” katanya, saat menyambut wisman pertama yang menginjakkan kakinya di Indonesia melalui Kepulauan Riau, Rabu, 1 Januari 2024.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman hingga Oktober 2024 mencapai 11,6 juta kunjungan, mendekati total kunjungan pada 2023 sebesar 11,7 juta. Angka ini diperkirakan terus bertambah hingga akhir 2024.
Baca juga : Wisman ke RI Tembus 1,92 Juta di November 2024, Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir
BPS juga merinci kunjungan wisman menurut kebangsaan. Jumlah kunjungan wisman pada November 2024 terbanyak berasal dari Malaysia sebanyak 174,3 ribu. Angka ini menurun 10,22 persen mtm, namun meningkat secara tahunan 22,94 persen yoy.
Kemudian wisman Australia sebanyak 129,5 ribu kunjungan atau turun 13,94 persen dan Singapura sebanyak 120,4 ribu, naik 13,30 persen.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara dengan terus mengawal keberlanjutan desa wisata sebagai prioritas utama selama masa jabatannya.
“Desa wisata telah menjadi akar rumput yang kuat menopang sektor pariwisata kita. Program ini tidak hanya membangun destinasi tetapi juga memberikan kesejahteraan nyata bagi masyarakat desa,” ujarnya, dalam arsip pemberitaan Infobanknews, dikutip Senin, 18 November 2024.
Baca juga : Begini Strategi Kemenpar Majukan Ekonomi Lokal
Sejak diluncurkan pada 2021, program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) menunjukkan lonjakan signifikan dalam jumlah peserta. Pada tahun pertama, 1.831 desa wisata berpartisipasi, meningkat menjadi 3.419 pada 2022, dan melonjak drastis menjadi 6.016 desa wisata pada 2024.
“Dengan jumlah peserta yang terus bertambah, dampaknya juga semakin terasa. Desa wisata yang masuk 50 besar mengalami peningkatan kunjungan dan pendapatan hingga 30 persen per tahun,” tambah Widiyanti.
Kenaikan ini mencerminkan keberhasilan strategi pemerintah dalam menjadikan desa wisata sebagai motor pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.
Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati destinasi, tetapi juga membeli produk kreatif lokal, yang secara langsung mendukung perekonomian masyarakat desa. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tarif listrik tetap… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di awal 2025, aliran modal asing masuk atau capital inflow ke… Read More
Jakarta - PT Pegadaian resmi menjadi bank emas pertama di Tanah Air. Ini setelah Otoritas… Read More
Jakarta - Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menyampaikan komitmen pemerintah dalam berbagai agenda pemberdayaan untuk… Read More
Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) resmi menghapus ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang diatur dalam… Read More