Nasional

Kemenkop Gandeng Koperasi Internasional Perkuat Pengembangan Kopdes Merah Putih

Poin Penting

  • Kemenkop menggandeng organisasi koperasi internasional, termasuk ICA, untuk memperkuat pengembangan Kopdes Merah Putih melalui kolaborasi dan rencana MoU.
  • Kopdes Merah Putih diproyeksikan memperkuat rantai pasok pertanian dan pemenuhan kebutuhan desa, sekaligus mendukung program sosial seperti PKH dan bantuan lainnya.
  • Kemenkop memprioritaskan pengembangan SDM koperasi, dengan ribuan fasilitator dan PMO diterjunkan serta program magang diperluas untuk mempercepat kesiapan manajerial dan operasional.

Jakarta – Kementerian Koperasi (Kemenkop) membuka peluang kemitraan kolaboratif dengan berbagai organisasi koperasi internasional untuk memperkuat peran Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop, Destry Anna Sari mengatakan, pengembangan Kopdes Merah Putih mendapat dukungan besar, terutama melalui rencana kerja sama resmi dengan International Cooperative Alliance (ICA).

Apresiasi dan dukungan juga datang dari organisasi koperasi internasional lainnya, seperti ASEAN Cooperative Alliance, Cooperative Development Foundation, dan Desjardin Cooperative Bank Canada.

“Potensi besar kolaborasi tersebut, untuk mempercepat operasionalisasi Kopdes Merah Putih ke depan,” katanya dalam International Seminar bertajuk ‘Building Food Security and Leveraging the Sustainability of the Merah Putih Village/Sub-District Cooperative Development in Indonesia,’ di Jakarta, Kamis, 20 November 2025.

Baca juga: Pemerintah Kebut 25.000 Titik Kopdes Merah Putih, Siap Operasi 2026

Menurut Destry, ICA telah memahami berbagai tantangan yang dihadapi Kopdes Merah Putih. Dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU) dengan ICA, diharapkan keanggotaan koperasi dapat kembali aktif dan sinergi antarkoperasi semakin kuat.

“Dukungan dari ICA akan melengkapi pengembangan skema bisnis yang ada, termasuk penyediaan tools yang sudah teruji di berbagai negara, namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa salah satu fokus utama pengembangan Kopdes Merah Putih adalah pemenuhan captive market untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan produksi dan pasar.

Hal itu diyakininya mampu mempercepat konsolidasi kebutuhan pertanian yang selama ini belum terkelola optimal.

“Kopdes Merah Putih juga akan berperan dalam memenuhi kebutuhan desa dan sekitarnya, serta mendukung berbagai program sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial lainnya,” tegas Destry.

Penguatan Talenta dan Akses Pembelajaran

Destry menambahkan, Kopdes Merah Putih sedang mempersiapkan diri sebagai pengelola berbagai program tersebut.

Potensi pemenuhan kebutuhan lokal dinilai sangat besar dan membuka peluang ekspor di masa depan, didukung oleh jaringan dan akses pembelajaran yang akan diperkuat melalui MoU.

Baca juga: Wamenkop Dorong Rebranding Kopdes Merah Putih Jadi Koperasi Modern dan Produktif

Ia menyebut bahwa momentum International Year of Cooperatives (IYC) 2025 menjadi kesempatan penting bagi dunia untuk menegaskan kembali peran koperasi dalam menghadapi tantangan global seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan kondisi ekonomi pedesaan.

Menurutnya, Indonesia merespons tantangan tersebut melalui pengembangan Kopdes Merah Putih, sebuah inisiatif nasional berbasis partisipasi masyarakat, tata kelola digital, dan kelembagaan lokal yang kuat.

“Kopdes Merah Putih diharapkan dapat memperkuat rantai pasok pertanian, memperluas akses terhadap kebutuhan pokok, meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ketidakpastian global,” tegasnya.

Komitmen Kemenkop dalam Pengembangan SDM

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenkop memprioritaskan pengembangan talenta. Lebih dari 8.000 fasilitator business assistant dan 1.104 project management officer telah ditempatkan di seluruh Indonesia untuk membimbing koperasi dalam operasional sehari-hari.

“Pendekatan pembelajaran secara praktik (learning-by-doing) diterapkan, guna memastikan kompetensi teknis dan kesiapan manajerial,” katanya.

Selain itu, kemitraan magang antara Kopdes Merah Putih dan koperasi yang sudah mapan juga didorong untuk mempercepat proses pembelajaran kelembagaan, sehingga koperasi baru dapat mengamati, mengalami, dan mengadaptasi praktik bisnis yang sukses. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

27 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

1 hour ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

1 hour ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago