Moneter dan Fiskal

Kemenkeu Sebut Anggaran Rp71 T untuk MBG Tak Bebani APBN, Ini Penjelasannya

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata menyatakan, program MBG Presiden Prabowo Subianto sudah masuk ke dalam APBN 2025 yakni sebesar Rp71 triliun.

“Makanan bergizi gratis ini sudah ada di dalam APBN 2025, jadi sudah dianggarkan di dalam APBN 2025 sebesar Rp71 triliun,” ujar Isa dalam APBN KiTa, dikutip, Selasa, 7 Januari 2025.

Baca juga: Bank Mandiri: Program MBG Prabowo Berpotensi Tingkatkan Ekonomi 1,94 Persen
Baca juga: Wamenkeu Ungkap Pembangunan IKN Habiskan Anggaran Rp43,4 T di 2024, Ini Rinciannya

Isa pun memastikan program MBG ini tidak akan menambah defisit APBN pada 2025 yang telah ditetapkan sebesar 2,53 persen.

“Jadi apakah ini akan menyebabkan tambahan defisit di 2025? Mestinya tidak, karena sudah kita anggarkan, jadi sudah bagian dari APBN 2025, sudah diperhitungkan untuk berkira-kira target defisit kita tahun 2025 itu 2,53 persen,” pungkasnya.

Baca juga: Menkop Budi Gelar ‘Kick Off’ Program Makan Bergizi Gratis di SD Angkasa 5 Halim Jakarta

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan program MBG, masih ada beberapa daerah yang menggunakan dana pribadi Presiden Prabowo Subianto, yakni Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Yang Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan Pak Prabowo sebelumnya, jadi mereka masih menggunakan dana yang itu,” imbuh Hasan.

Seperti diketahui, program MBG dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) resmi dimulai pada 6 Januari 2025. Program ini akan dilaksanakan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) secara bertahap, menyesuaikan jadwal masuk peserta didik di sekolah.

Baca juga: Prabowo Tetapkan Biaya Makan Bergizi Gratis Rp10.000 per Porsi, Ini Pertimbangannya
Baca juga: Asyik! KCIC Diskon 20 Persen Harga Tiket Whoosh, Bisa Pesan Lewat WhatsApp

Makanan yang disediakan dalam program ini dirancang untuk memenuhi standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Porsi makan pagi menyumbang 20-25 persen dari kebutuhan gizi harian, sedangkan makan siang menyumbang 30-35 persen.

BGN menargetkan penerima manfaat program ini di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) untuk memastikan cakupan yang merata. Pelaksanaan program melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, koperasi, dan sektor swasta, untuk memastikan kelancaran distribusi. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Diduga Sebar Data Debitur, Komdigi Minta Google Hapus 8 Aplikasi “Mata Elang”

Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More

9 hours ago

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

18 hours ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

19 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

19 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

20 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

20 hours ago