News Update

Kemenkeu Revaluasi Rp4.779 Triliun Aset Negara

Jakarta–Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan penilaian kembali (revaluasi) aset kekayaan negara berupa barang milik negara (BMN). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, hal ini dimaksudkan agar nilai aset kekayaan Pemerintah Indonesia mencerminkan nilai keakuratan. Dirinya menjelaskan, sudah sejak 2010 Kemenkeu merasa perlu melakukan revaluasi terhadap aset.

“Metodenya pada 2007-2010 sendiri pada pertama kalinya melakukan revaluiasi aset, dimana pihaknya secara masif ke seluruh mendatangi seluruh Kementerian dan Lembaga (K/L), dan dibuat setifikatnya. Kalau sekarang tidak banyak yang betul-betul harus ke lapangan. Tinggal membuat teknik jadi biayanya tidak besar. Program ini harus seefisien mungkin tetapi hasilnya akurat,” ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selas 29 Agustus 2017.

Sri Mulyani menambahkan, revaluasi aset kali ini adalah update dari 2007-2010 tersebut. Dengan jangka waktu 10 tahun tidak divaluasi, nilai aset pasti sudah berubah.

“Valuasi tahun 2007 pasti naiknya sudah luar biasa, sehingga neraca pemerintah akan berisi. Reliable dari sisi asetnya dan utangnya dari neraca sehingga masyarakat tidak lihat utangnya saja. Semua lini dalam neraca harus kita kelola,” jelas dia.

Sri Mulyani menambahkan, pihaknya akan melakukan penilaian terhadap 934.409 item Barang Milik Negara (BMN) yang berupa 108.524 bidang tanah, 434.801 item gedung dan bangunan serta 391.084 item jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015.

Revaluasi BMN ini sendiri akan berlangsung selama dua tahun (2017-2018) dengan melibatkan 313 tim penilai atau lebih kurang 900 pegawai.

Dalam Laporan Barang Milik Negara 2016 (audited), nilai BMN tercatat sebesar Rp2.188 triliun. BMN  tersebut tersebar di 87 kementarian dan lembaga selaku pengguna BMN dengan sekitar 26.000 satuan kerja (satker) di bawahnya.

“Pada 2007, aset kita Rp229 triliun. Sesudah revaluasi BMN, maka pada 2010 nilai itu menjadi Rp1.244 triliun dan sekarang Rp2.188 triliun. Sisi aset dalam akun neraca yang terakhir sebesar Rp4.779 triliun,” tutup Sri Mulyani. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Suheriadi

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

13 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

19 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

20 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

21 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

21 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago