Moneter dan Fiskal

Kemenkeu Klaim Relakan Potensi Pajak Rp362,5 Triliun untuk Insentif Masyarakat

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan negara seharusnya bisa mengantongi tambahan pajak sebesar Rp362,5 triliun per tahun. Hanya saja, potensi penerimaan pajak tersebut telah disalurkan lewat insentif untuk masyarakat.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal mengatakan, tax expenditure atau belanja perpajakan yang digunakan pemerintah untuk memberikan insentif pajak, seperti pengecualian atau pembebasan pajak pada akhirnya dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Pada tahun 2023 total besaran insentif pajak yang seharusnya diterima oleh pemerintah tapi kemudian diberikan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pengecualian, pembebasan pajak atau objek pajak yang tidak dipajaki itu kita lihat sebesar Rp362 triliun per tahun atau 1,73 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” ungkap Yon Arsal dalam Webinar Nasional ISEI, Selasa, 26 Agustus 2025.

Baca juga: INDEF Ungkap Biang Kerok Penerimaan Pajak per Agustus 2025 Turun 16,72 Persen

Yon Arsal menyebut, mayoritas penerima manfaat tersebut digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rinciannya, sekitar 46,60 persen atau Rp169 triliun dalam bentuk pengecualian PPN atas pendidikan, barang kebutuhan pokok, kesehatan, dan lain sebagainya.  

Kemudian, sebanyak 23 persen digunakan untuk pembiayaan UMKM, 16,9 persen untuk mendukung investasi, serta dunia bisnis sebesar 12,9 persen.

“Inilah yang insentif yang diberikan secara sengaja oleh pemerintah dalam bentuk tax expenditure dimana pemerintah tidak mendapatkan penerimaan pada saat ini tetapi diberikan kepada masyarakat melalui berbagai insentif pajak yang diberikan,” pungkasnya.

Baca juga: Kemenkeu Susun Insentif Baru Sejalan dengan Penerapan Pajak Minimum Global

Yon Arsal menyatakan, besaran tax expenditure dari tahun ke tahun nilainya berkembang signifikan. Pada 2023, jumlah pajak yang direlakan sebesar Rp362,5 triliun atau 1,73 persen dari PDB.

Kemudian, pada 2022 tax expenditure mencapai Rp246,1 triliun atau 1,59 persen terhadap PDB. Sedangkan untuk tahun 2021 menyentuh Rp314,6 triliun, dan 2020 sebesar Rp246,1 triliun. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Diduga Sebar Data Debitur, Komdigi Minta Google Hapus 8 Aplikasi “Mata Elang”

Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More

7 hours ago

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

17 hours ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

17 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

17 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

18 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

19 hours ago