Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan mayoritas dari investor SBN Ritel saat ini adalah para milenial. Meskipun demikian, dana yang terbatas kerap kali membuat mereka tidak mendapat bagian dalam pemesanan SBN Ritel.
Deni Ridwan, Direktur Surat Utang Negara, DJPPR Kementerian Keuangan RI mengungkapkan, bahwa pihaknya membuat ketentuan baru untuk mengatasi hal ini. Tujuannya agar para milenial bisa mendapat porsi lebih banyak dalam investasi SBN Ritel.
“Harapannya SBN dengan sweetener atau premi ini akan benar-benar dinikmati oleh Investor kecil dan bukan investor besar. Maka dari itu, kita turunkan maksimal pemesanan dari Rp3 miliar ke Rp2 miliar agar investor besar bisa beralih ke SBN Non-Ritel,” ujar Deni pada paparan virtualnya, Jumat, 21 Januari 2022.
Lebih jauh, Kementerian Keuangan menargetkan akan mendapat Rp100 triliun dari penerbitan 7 SBN Ritel di 2022. Angka ini tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp97 triliun.
Pemerintah pun hingga saat ini belum berencana akan menambah porsi penerbitan SBN Ritel. Meskipun demikian, Deni menyebut kementerian keuangan akan mempertimbangkannya jika animo masyarakat tinggi. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More
Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More